Wednesday, October 16, 2024
HomeBeritaKhamenei tegaskan Iran dan sekutunya tak akan mundur lawan Israel

Khamenei tegaskan Iran dan sekutunya tak akan mundur lawan Israel

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa Iran dan sekutunya di kawasan tidak akan mundur dalam menghadapi Israel. Ia juga menyerukan persatuan di antara negara-negara Muslim saat menyampaikan khotbah langka pada hari Jumat.

Khamenei memimpin sholat Jum’at di Masjid Agung Imam Khomeini Mosalla di pusat kota Teheran. Ini merupakan penampilan publik pertamanya sejak Iran meluncurkan serangan besar-besaran dengan sekitar 200 rudal balistik ke arah Israel pada Selasa.

Serangan itu dilakukan sebagai balasan atas pembunuhan tokoh senior Hezbollah, Hamas, dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran oleh Israel, termasuk di antaranya pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, serta meningkatnya serangan Israel di Lebanon.

“Perlawanan di kawasan ini tidak akan mundur meskipun para pemimpinnya dibunuh,” ujar Khamenei, menyebut serangan Iran terhadap Israel sebagai “tindakan yang sah dan legitimasi.”

“Operasi ini adalah balasan atas kejahatan keji yang dilakukan entitas kriminal yang haus darah ini,” lanjutnya.

Ia juga menegaskan bahwa Iran akan memenuhi “tanggung jawabnya” kepada sekutu-sekutu dengan cara yang terukur.

“Kami tidak akan bertindak secara tidak rasional … tidak akan bertindak secara impulsif,” tambahnya, seraya mengatakan bahwa negara akan mengikuti keputusan “yang diberikan oleh kepemimpinan politik dan militer kami.”

Melaporkan dari Teheran, koresponden Al Jazeera, Resul Serdar, mengatakan bahwa acara tersebut diadakan pada “waktu yang sensitif dan intens.”

Khotbah Khamenei mengirimkan pesan kepada Israel bahwa otoritas Iran “tidak bersembunyi, mereka tidak mencari perlindungan, mereka tidak pergi ke bawah tanah,” kata Serdar.

Ini merupakan khotbah pertama Khamenei dalam lebih dari empat tahun, yang disampaikan menjelang peringatan pertama serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel. Serangan itu menyebabkan perang yang telah menewaskan lebih dari 41.700 warga Palestina dan baru-baru ini meluas hingga ke Lebanon.

Proksi Iran dalam “poros perlawanan” — termasuk Hezbollah, Houthi di Yaman, serta kelompok bersenjata di Irak — telah melakukan serangan di kawasan tersebut sebagai dukungan terhadap warga Palestina dalam perang Gaza.

Menghadapi kerumunan besar, Khamenei menyerukan kepada negara-negara Muslim — “dari Afghanistan hingga Yaman, dari Iran hingga Gaza dan Lebanon” — untuk bersatu melawan musuh bersama, yaitu Israel. Ia menuduh Israel melakukan “perang psikologis”, “ekonomi”, dan “militer” terhadap mereka.

“Musuh kita satu,” katanya. “Jika kebijakan mereka menyebarkan benih perpecahan di satu negara, mereka mungkin berhasil, dan setelah menguasai satu negara, mereka akan bergerak ke negara lain.”

Koresponden Al Jazeera, Serdar, mengatakan bahwa pesan persatuan ini menepis “kritik selama dekade terakhir” bahwa Iran telah mengisolasi diri dari kawasan.

“Pidatonya fokus pada persatuan karena ia menyadari bahwa kemungkinan perang regional nyata, dan itulah sebabnya ia meminta umat Muslim untuk bersatu, guna menghilangkan ancaman ini sebagai tindakan bersama, sehingga perang regional dapat dicegah.”

Khamenei terakhir kali memimpin shalat Jumat setelah Amerika Serikat membunuh jenderal ternama Qassem Soleimani di Baghdad pada tahun 2020.

Pidatonya pada hari Jumat diawali dengan peringatan untuk Nasrallah, yang tewas pekan lalu di pinggiran selatan Beirut dalam serangan Israel, bersama Abbas Nilforoushan, seorang jenderal dari Korps Garda Revolusi Islam.

Pada hari Selasa, Israel meluncurkan serangan darat di Lebanon selatan, sebuah perluasan dari perang yang telah menyebabkan pengeboman berulang kali di Beirut dan pinggiran selatannya.

Pada hari yang sama, Iran melakukan serangan balasan ke Israel, serangan kedua tahun ini. Pada bulan April, Iran juga meluncurkan serangan rudal setelah serangan mematikan Israel terhadap konsulat Iran.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular