Wednesday, October 23, 2024
HomeHeadlineTentara Israel mulai merasa putus asa dan lelah berperang di Gaza

Tentara Israel mulai merasa putus asa dan lelah berperang di Gaza

dalam penugasan ke-11, hanya enam dari 30 prajurit dari satu peleton yang hadir, sementara lainnya mencari alasan untuk tidak datang

Semakin banyak tentara Israel yang merasa kecewa dan lelah dengan perang di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon. Hal ini menyebabkan beberapa di antaranya menolak untuk kembali ke medan perang.

Middle East Eye mengutip media Israel HaMakom yang mewawancarai lebih dari 20 orang tua dan tentara dari berbagai batalion. Mereka mengungkapkan adanya ketidakpuasan yang meningkat di kalangan pasukan.

Di antara Brigade Nahal, para tentara biasanya bertempur selama lima minggu di Gaza sebelum kembali ke rumah untuk istirahat, dan hal ini telah terjadi sebanyak 11 kali sejak pertempuran dimulai pada Oktober 2023.

Namun, dalam penugasan ke-11, hanya enam dari 30 prajurit dari satu peleton yang hadir, sementara lainnya mencari alasan untuk tidak datang.

“Saya menyebutnya sebagai penolakan dan pemberontakan,” ujar Inbal, ibu salah satu prajurit di peleton tersebut kepada HaMakom.

“Mereka terus kembali ke bangunan-bangunan yang telah mereka bersihkan, hanya untuk menemukan bahwa bangunan tersebut telah dipasangi jebakan lagi.

Di wilayah Zaytoun, di Kota Gaza, saja, mereka sudah tiga kali ke sana. Mereka paham bahwa ini sia-sia dan tak ada gunanya.”

Semua narasumber dalam laporan tersebut berbicara secara anonim karena khawatir akan mengalami intimidasi dari pihak militer.

Baca juga: Blinken tiba di Tel Aviv, bahas proposal baru kesepakatan

Baca juga: 10.000 tentara Israel tewas dan terluka sejak 7 Oktober

“Yang paling membunuh mereka adalah kondisi dan lamanya pertempuran tanpa akhir yang jelas. Anda tidak pernah tahu kapan bisa keluar, dan ini sudah berlangsung selama setahun,” ujar Eidit, salah satu orang tua prajurit.

Militer Israel telah mengumumkan lebih dari 750 nama tentara yang tewas sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu. Daftar itu termasuk lebih dari 350 prajurit yang gugur dalam operasi darat di Gaza.

Sedikitnya 43 tentara Israel juga tewas dalam serangan dan operasi darat di front utara yang berbatasan dengan Lebanon.

Seorang prajurit lainnya mengungkapkan kepada *HaMakom* bahwa misi mereka seringkali “dikerjakan setengah-setengah” akibat kekurangan personel.

“Peleton-peleton kosong; mereka yang tidak tewas atau terluka secara fisik sudah hancur secara mental. Sangat sedikit yang kembali bertempur, dan mereka yang kembali pun tidak sepenuhnya dalam kondisi baik,” ujarnya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular