Sekelompok aktivis asal Turki telah menyerbu sebuah kapal berbendera Jerman di Pelabuhan Haydarpaşa, Istanbul, setelah kapal tersebut tiba dari pantai Mesir, tempat di mana kapal itu sebelumnya memuat senjata untuk militer Israel.
Para aktivis tersebut melakukan aksi duduk di atas kapal MV Kathrin setelah memaksa masuk ke dalam kapal yang baru saja berlabuh di pelabuhan tersebut, seperti dilaporkan Press TV pada Senin (4/11).
Mereka meneriakkan yel-yel sambil berada di atas kapal yang sebelumnya meninggalkan Pelabuhan Alexandria, Mesir, setelah menurunkan kargo militer berupa delapan kontainer berisi 150.000 kilogram bahan peledak RDX (Research Department Explosive), yang disiapkan untuk militer Israel.
Kapal tersebut diduga membawa kargo untuk Industri Militer Israel, cabang produksi amunisi dari perusahaan militer terbesar Israel, Elbit Systems.
Bahan peledak itu rencananya akan digunakan untuk membuat berbagai senjata, seperti bom udara, mortir, dan roket.
Sebelumnya, pada awal pekan ini, ribuan demonstran juga menyerbu Pelabuhan Ambarlı di Istanbul setelah sebuah kapal yang terhubung dengan Israel berlabuh di sana.
Mereka mencegah kapal itu melanjutkan pengirimannya ke pelabuhan Haifa di wilayah yang diduduki, sambil meneriakkan slogan “Tidak ada Zionisme di pelabuhan kami.”
Menurut European Legal Support Center, sebuah kelompok hak asasi manusia asal Jerman, senjata-senjata tersebut digunakan oleh rezim Israel dalam melakukan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida di Jalur Gaza.
Sejak Oktober lalu, lebih dari 43.300 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas akibat serangan militer Israel.
MV Kathrin sendiri terpaksa berlabuh di Alexandria setelah ditolak oleh beberapa negara, termasuk Malta, Angola, dan Namibia. Portugal juga menolak kapal tersebut untuk mengibarkan benderanya, yang akhirnya membuat kapal itu berlayar dengan bendera Jerman.
Mesir diketahui telah mengizinkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau yang sedang menuju atau meninggalkan pelabuhan-pelabuhan di wilayah Palestina yang diduduki untuk berlabuh di pelabuhan-pelabuhan Mesir.
Hal ini terjadi di tengah berlangsungnya operasi pro-Palestina oleh Angkatan Bersenjata Yaman yang menargetkan kapal-kapal tersebut sebagai bentuk protes terhadap genosida yang sedang berlangsung di Gaza.