Juru bicara militer Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaidah, menyampaikan apresiasi atas dukungan yang terus diberikan oleh kelompok Ansharullah (Houthi) kepada perjuangan rakyat Palestina di Gaza.
Dalam pernyataan pada Minggu (13/4/2025), ia menyebut Palestina dan rakyatnya tidak akan melupakan solidaritas dari saudara-saudara mereka di Yaman.
“Saudara-saudara kami di Yaman tetap teguh mendukung Gaza yang sedang menghadapi perang pemusnahan. Mereka bahkan siap mengguncang jantung entitas Zionis jika ada kemauan,” ujar Abu Ubaidah.
Pernyataan itu muncul di tengah laporan media Israel tentang suara ledakan di wilayah metropolitan Tel Aviv dan Yerusalem, setelah militer Israel mengaktifkan sirene peringatan menyusul peluncuran rudal dari wilayah Yaman.
Militer menyebut bahwa sistem pertahanan telah mencoba melakukan intersepsi dan saat ini tengah mengevaluasi hasilnya.
Dukungan terhadap perlawanan
Sejak dimulainya agresi militer Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023, kelompok Houthi telah menunjukkan solidaritas aktif terhadap perlawanan Palestina.
Baik melalui serangan rudal ke arah Israel maupun dengan menargetkan kapal-kapal milik Israel dan sekutunya di Laut Merah.
Langkah ini menuai respons keras dari Amerika Serikat yang sejak 15 Maret 2025 meluncurkan serangan hampir setiap hari ke posisi Houthi di Yaman.
Tujuannya, untuk menghentikan gangguan terhadap lalu lintas pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden.
Pemerintah AS menyebut aksi militer itu sebagai tindak lanjut dari perintah Presiden Donald Trump, yang menyerukan “serangan besar” terhadap kelompok Houthi. Bahkan, Trump sempat mengancam akan “menghapus mereka sepenuhnya”.
Namun demikian, kelompok Houthi tetap melanjutkan serangan rudal ke wilayah Israel serta kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan Israel.
Hal itu sebagai tanggapan atas dilanjutkannya kembali serangan Israel terhadap Gaza sejak 18 Maret lalu.
Agresi militer Israel yang didukung penuh oleh Amerika Serikat sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan dan melukai lebih dari 166.000 warga Palestina.
Sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang dalam konflik ini.