Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi serangan udara yang dilakukan oleh Israel. Serangan tersebut menargetkan kota Qabatiya sekitar dua minggu yang lalu.
Akibatnya, seorang anak Palestina tewas pada Senin akibat luka yang dideritanya dalam serangan tersebut tepatnya di dekat kota Jenin, Tepi Barat bagian utara.
Dalam pernyataan singkat, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan kematian anak tersebut.
“Syahidnya anak bernama Diaa al-Din Ahmad Omar Saba’neh (15 tahun) akibat luka parah yang dideritanya dalam serangan pendudukan di kota Qabatiya sekitar dua minggu yang lalu,” demikian yang tertulis dalam pernyataan tersebut.
Pada 1 Februari, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa 5 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel di Jenin. 3 di antaranya tewas dalam serangan di lingkungan timur kota Jenin. Sementara 2 lainnya akibat serangan terhadap sebuah kendaraan di Qabatiya.
Pada 21 Januari, tentara Israel melancarkan agresi besar-besaran di wilayah utara Tepi Barat. Serangan tersebut dimulai dari kota Jenin, kemudian berlanjut ke kota Tulkarm dan kamp-kamp pengungsi di sekitarnya, serta kamp pengungsi al-Far’a di selatan kota Tubas.
Dengan demikian, jumlah korban tewas akibat operasi militer Israel meningkat menjadi 56 orang hingga Senin malam. Selain itu, ribuan warga mengungsi, sementara kerusakan besar terjadi pada properti, rumah, serta infrastruktur, berdasarkan data resmi Palestina.
Sejak dimulainya genosida di Jalur Gaza, tentara Israel dan pemukim Yahudi telah meningkatkan serangan mereka di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Akibatnya, setidaknya 917 warga Palestina tewas, sekitar 7.000 orang terluka, dan 14.500 lainnya ditangkap, menurut data resmi Palestina.
Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel telah melakukan genosida di Gaza antara 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, yang menyebabkan sekitar 160.000 warga Palestina tewas dan terluka, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 14.000 orang masih hilang.
