Thursday, August 14, 2025
HomeBeritaAnalisis satelit: Israel memutus akses 3 kamp pengungsi di Tepi Barat

Analisis satelit: Israel memutus akses 3 kamp pengungsi di Tepi Barat

Analisis citra satelit mengungkap perubahan besar pada struktur tiga kamp pengungsi di Tepi Barat—Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams—akibat operasi militer Israel yang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir.

Operasi tersebut tidak hanya menghancurkan ratusan bangunan, tetapi juga mengubah pembagian internal kamp dan memutus keterhubungan wilayahnya.

Berdasarkan citra satelit yang diperoleh Syndicate for News Verification jaringan Al Jazeera, terlihat jelas perubahan pada jaringan jalan, luas kerusakan bangunan, serta infrastruktur yang porak-poranda.

Perbandingan gambar yang diambil antara Februari hingga Juli 2025 menunjukkan pelebaran jalan yang signifikan, pembongkaran bangunan secara masif, dan pembentukan jalur baru yang memotong kawasan permukiman.

Kamp-kamp itu kini terfragmentasi dan terhubung langsung ke jalan-jalan utama di luar kawasan.

Kamp Jenin

Perbandingan citra tanggal 24 Juli 2025 dengan 11 Februari 2024 memperlihatkan skala kerusakan yang meluas di hampir seluruh area kamp.

Analisis numerik mencatat setidaknya 245 rumah hancur, dengan total area mencapai sekitar 64.076 meter persegi—setara 64 dunam.

Israel juga melebarkan jalan di berbagai titik. Rata-rata lebar jalan meningkat hampir empat kali lipat.

Di Jalan Al-Audah, lebar jalan kini mencapai sekitar 31,2 meter dari sebelumnya 7 meter. Di Jalan Al-Iman, pelebaran mencapai sekitar 22,4 meter dari sebelumnya 6 meter.

Panjang pelebaran di Jalan Al-Audah tercatat sekitar 448 meter, sedangkan di Jalan Al-Iman mencapai 565 meter.

Total ada 19 jalur keluar-masuk baru: tiga di utara (dari arah Jalan Balath al-Shuhada), delapan di timur, lima di selatan, dan tiga di barat.

Komite Media Kamp Jenin melaporkan, serangan ini telah memaksa sekitar 22 ribu warga mengungsi dan belum dapat kembali ke rumah. Infrastruktur jalan dan fasilitas publik lumpuh total.

Kamp Tulkarm

Kamp Tulkarm—kamp terbesar kedua di Tepi Barat—mengalami percepatan perusakan pada Juli lalu.

Pelebaran dan pembentukan 12 jalan baru meliputi seluruh arah kamp, dengan lebar rata-rata kini mencapai 16,7 meter, naik drastis dari sebelumnya 4,3 meter.

Dua jalur utama yang membelah kamp diperlebar hingga panjang sekitar 550 meter. Analisis mencatat 335 rumah rata dengan tanah, dengan total luas kerusakan 32.451 meter persegi atau 32,4 dunam.

Kamp Nur Shams

Kamp Nur Shams yang juga berada di wilayah Tulkarm mengalami kerusakan masif dan perubahan tata ruang internal.

Tujuh jalan dibuka dan diperlebar masuk dari arah Jalan Nablus, rata-rata selebar 16,6 meter, membelah permukiman padat yang sebelumnya rapat tanpa celah.

Jumlah rumah yang hancur mencapai 134 unit, tersebar di berbagai sektor kamp. Luas total bangunan yang lenyap mencapai 22.442,5 meter persegi—di antaranya 8.955,5 meter persegi hancur hanya dalam rentang 15 Juni hingga 24 Juli 2025.

Komite Media Tulkarm pada 31 Juli lalu menyebutkan, sedikitnya 25 ribu warga terusir dari Tulkarm dan Nur Shams.

Infrastruktur, termasuk kendaraan, hancur; pintu masuk kedua kamp ditutup total oleh tanggul tanah, menjadikannya wilayah yang nyaris mati.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan bahwa akses untuk menilai kerusakan di ketiga kamp itu tetap sulit.

Organisasi Dokter Lintas Batas (MSF) menyebut ratusan keluarga pengungsi mengalami kesulitan memperoleh layanan kesehatan, karena klinik ditutup dan mobilitas warga dibatasi. Kondisi ini memperparah masalah kesehatan fisik dan mental.

Memasuki bulan ketujuh operasi militer di Tepi Barat, Amnesty International menegaskan bahwa Israel telah mengusir puluhan ribu warga dari Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams, menghancurkan rumah serta infrastruktur sipil, hingga membuat ketiga kamp tersebut tidak layak huni.

Amnesty menyebut tindakan ini sebagai bagian dari operasi militer brutal yang terus berlangsung di wilayah Palestina yang diduduki.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular