Ratusan anggota Kongres dan rabi Amerika menyatakan penolakan terhadap rencana Presiden Donald Trump untuk menguasai Jalur Gaza dan mengusir penduduknya.
Menurut laporan dari situs Axios, sebanyak 143 anggota Kongres dari Partai Demokrat mengirim surat kepada Trump, mendesaknya untuk menarik kembali pernyataannya tentang rencana penguasaan Amerika atas Gaza.
Dalam surat tersebut, para anggota Kongres mengaku terkejut dengan pernyataanTrump yang menyerukan pengusiran paksa terhadap 2 juta warga Palestina di Gaza.
Para penandatangan surat ini mewakili sekitar dua pertiga dari 215 anggota Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS).
“Bukan hanya tindakan yang tidak bermoral, tetapi juga akan merusak posisi Amerika di dunia, membahayakan pasukan AS, serta meningkatkan ancaman terorisme,” kata angota Kongres.
Selain itu, mereka menegaskan bahwa rencana Trump dapat menghambat peluang Amerika untuk bekerja sama dengan mitra-mitra Arab dalam membangun kembali Gaza dan menemukan solusi damai bagi konflik dengan Israel.
Penolakan dari komunitas Yahudi
Dalam perkembangan terkait, sebanyak 350 rabi di AS menandatangani sebuah pernyataan yang dimuat di surat kabar The New York Times.
Pernyataan tersebut menolak rencana Trump untuk mengusir warga Palestina dari Gaza.
Iklan tersebut dipublikasikan pada hari Kamis dalam satu halaman penuh, dengan judul:
“Trump menyerukan pengusiran semua warga Palestina dari Gaza. Bangsa Yahudi mengatakan TIDAK untuk pembersihan etnis.”
Pernyataan tersebut mencantumkan nama 350 rabi, termasuk beberapa aktivis Yahudi, sebagai bentuk protes terhadap rencana Trump.
Pada 4 Februari lalu, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Washington, Trump mengungkapkan niat negaranya untuk mengambil alih Gaza setelah mengusir penduduknya.
Trump bahkan menyerukan pengusiran warga Palestina ke negara-negara tetangga, terutama Mesir dan Yordania.
Namun, rencana ini langsung mendapat penolakan keras dari kedua negara tersebut, serta dari berbagai negara dan organisasi internasional lainnya.
Rencana Trump untuk Gaza mendapat kecaman luas dari Palestina, dunia Arab, serta komunitas internasional, tetapi justru disambut dengan pujian besar oleh kalangan politik di Israel.
Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025.
Selama periode tersebut, serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 160 ribu warga Palestina gugur atau terluka, dengan sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan.
Selain itu, lebih dari 14 ribu warga Palestina masih dinyatakan hilang, memperburuk krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.