(ANTARA) – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Kamis, (1/8) meminta platform perusahaan Meta untuk berhenti bertindak sebagai corong Israel.
Hal itu dinyatakan Anwar setelah Instagram menghapus postingnya tentang pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyah.
“Biarkan ini menjadi pesan yang jelas dan tegas kepada Meta. Hentikan tindakan pengecut ini dan berhenti bertindak sebagai alat dari rezim Zionis Israel yang menindas!” kata Ibrahim di media sosial.
Perdana Menteri Malaysia itu mempublikasikan tiga tangkapan layar yang menunjukkan notifikasi tentang unggahan yang dihapus yang mengklaim konten tersebut “melanggar Standar Komunitas kami.”
Pada Rabu, Hamas mengonfirmasi bahwa Haniyah telah dibunuh dalam serangan Israel di kediamannya di Teheran setelah ia menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru terpilih Masoud Pezeshkian.
Baca juga: Hamas punya perangkat untuk mengisi kekosongan kepemimpinan
Baca juga: Haniyah akan dimakamkan usai shalat Jumat, besok di Doha
Hamas menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas kematian Haniyah dan bersumpah akan membalasnya.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa dia tidak memiliki komentar tentang kematian Haniyah atau dugaan peran Israel dalam hal ini.
The Jerusalem Post melaporkan bahwa Pemerintah Israel telah menginstruksikan para menteri untuk tidak berkomentar tentang pembunuhan Haniyah.
Meta Platforms, Inc., disingkat sebagai Meta dan sebelumnya dikenal juga sebagai Facebook, Inc. hingga 28 Oktober 2021, adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor pusat di Menlo Park, California, AS yang diluncurkan pada Februari 2004.
Disalin dari ANTARA