Sunday, November 17, 2024
HomeHeadlineApa dan bagaimana "Rencana Para Jenderal" dilakukan Israel di Gaza utara

Apa dan bagaimana “Rencana Para Jenderal” dilakukan Israel di Gaza utara

Rencana yang diajukan oleh sekelompok jenderal pensiunan kepada Netanyahu dan parlemen Israel ini mengusulkan pemberian waktu seminggu kepada warga Palestina untuk meninggalkan sepertiga wilayah utara Gaza

Pakar militer, Jenderal Faiz al-Duwairi, mengungkapkan operasi militer yang disebut sebagai “Rencana Para Jenderal” oleh Israel di Gaza Utara bergerak dengan lambat dan penuh kehati-hatian.

Hal itu diutarakan Al-Duwairi dalam wawancara dengan Aljazeera pada Kamis, (17/10).

Al-Duwairi menjelaskan, tentara Israel telah berhasil memisahkan wilayah Gaza Utara dari Kota Gaza menggunakan benteng-benteng pertahanan dan serangan artileri intensif.

Menurutnya, Israel kini melancarkan “operasi penyusupan malam,” di mana pasukan mereka membangun benteng tanah dan menggerakkan kendaraan lapis baja mereka sejauh 100 hingga 200 meter ke dalam wilayah Gaza.

Setelah itu, tentara Israel membangun benteng-benteng baru, mengirim robot-robot militer dan bom untuk diledakkan dari jarak jauh, jelas al-Duwairi, yang menyebut tindakan tersebut sebagai “penghancuran sistematis terhadap Kamp Jabalia.”

Al-Duwairi menjelaskan, pasukan Israel biasanya masuk ke Gaza pada malam hari dan mundur pada pagi harinya untuk menghindari serangan dari pejuang perlawanan Palestina.

“Jika dunia tetap diam, tentara Israel akan mencapai titik di mana mereka bisa menghancurkan seluruh Kamp Jabalia,” tambahnya.

Di lokasi itu diperkirakan ada 300.000 hingga 400.000 penduduk yang menolak untuk meninggalkan daerah tersebut.

Sumber dari ruang operasi perlawanan juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setelah 12 hari operasi militer, Israel telah menghancurkan beberapa wilayah di Kamp Jabalia.

Israel juga terus menyebarkan pasukan di malam hari untuk melanjutkan penghancuran rumah-rumah warga.

Sumber tersebut menyatakan operasi militer Israel di Gaza Utara dan Jabalia tidak memiliki tujuan militer yang jelas. Menurutnya operasi itu hanya untuk menghancurkan rumah-rumah warga dan memaksa mereka mengungsi.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang mempertimbangkan rencana untuk memutus bantuan kemanusiaan ke Gaza Utara, serta mengepung ratusan ribu warga Palestina yang menolak meninggalkan rumah mereka.

Hal ini termasuk mencegah akses mereka terhadap makanan dan air, menurut sebuah dokumen yang diperoleh oleh kantor berita Associated Press.

Rencana yang diajukan oleh sekelompok jenderal pensiunan kepada Netanyahu dan parlemen Israel ini mengusulkan pemberian waktu seminggu kepada warga Palestina untuk meninggalkan sepertiga wilayah utara Gaza, termasuk Kota Gaza, sebelum wilayah tersebut diumumkan sebagai zona militer tertutup.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular