Saturday, June 7, 2025
HomeBaitul MaqdisOPINI - Apa makna Idul Adha tanpa semangat bebaskan Palestina dan Al...

OPINI – Apa makna Idul Adha tanpa semangat bebaskan Palestina dan Al Quds?

Oleh: Mohd Azmi Abdul Hamid
Presiden MAPIM dan TERAS Pengupayaan Melayu

Idul Adha bukan sekadar perayaan keagamaan tahunan. Ia merupakan manifestasi penyerahan total kepada Allah, simbol pengorbanan agung Nabi Ibrahim (A.S.), dan lambang perjuangan abadi dalam sejarah umat Islam. Namun hari ini, saat saudara-saudari kita di Palestina terus-menerus ditindas secara brutal, kita harus bertanya kepada diri sendiri dengan jujur dan berani: Apa makna Idul Adha jika kita melupakan perjuangan untuk membebaskan Palestina dan Al-Quds?

Idul Adha: Melampaui ritual – semangat perjuangan

Setiap tanggal 10 Zulhijjah, kita memperingati kisah epik Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail (A.S.)—dua sosok yang menjadi simbol ketaatan mutlak dan pengorbanan demi Allah. Namun kisah ini bukan sekadar untuk dikenang secara sentimental. Ini adalah seruan tegas bagi umat agar mau berkorban demi kebenaran, keadilan, dan pembebasan dari penindasan.

Apakah kita rela mengorbankan kenyamanan pribadi, kemalasan intelektual, dan sikap acuh tak acuh yang menjadikan kita saksi bisu terhadap penderitaan rakyat Palestina? Dapatkah kita benar-benar tahan menyaksikan tanah Al-Quds tetap dijajah dan Masjid Al-Aqsa terus dinodai—tanpa tergugahnya hati kita?

Palestina: Ujian iman dan ukuran solidaritas umat

Isu Palestina bukan hanya milik bangsa Arab. Ini bukan soal politik regional. Ini adalah persoalan iman dan tanggung jawab seluruh umat Islam. Al-Aqsa adalah kiblat pertama kita, tanah Isra’ dan Mi’raj, dan salah satu tanah suci yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

Setiap tetes darah yang tertumpah di Gaza, setiap rumah yang dihancurkan di Tepi Barat, setiap anak yang menjadi yatim—semuanya adalah jeritan yang menuntut kita untuk bangkit dan menunjukkan solidaritas yang nyata.

Merayakan Idul Adha tanpa semangat membebaskan Palestina adalah merayakan ritual kosong yang mengabaikan makna sejati dari pengorbanan. Kita menyembelih hewan kurban, tetapi gagal menyembelih rasa takut dan keraguan dalam membela saudara-saudara kita seiman.

Meneladani Ibrahim A.S.: Pengorbanan Melawan Kezaliman

Nabi Ibrahim bukan hanya simbol pengorbanan pribadi. Ia adalah pelopor perlawanan terhadap tirani Raja Namrud. Kisahnya adalah pesan untuk berdiri menghadapi sistem yang menolak Tauhid dan menindas kemanusiaan. Meneladani Nabi Ibrahim hari ini berarti berani menghadapi tirani modern—termasuk rejim Zionis dan para pendukungnya.

Kita tidak bisa merayakan Idul Adha dengan pakaian mewah dan pesta yang berlebihan, sementara menutup mata terhadap pembantaian massal di Gaza dan penjajahan terhadap seluruh rakyat yang terkepung.

Apa yang harus dilakukan Umat Islam hari ini?

  1. Jadikan Idul Adha sebagai platform solidaritas untuk Palestina. Khutbah-khutbah Idul Adha harus menyerukan pembebasan Al-Quds dan membongkar kejahatan Zionis.
  2. Salurkan dana Qurban untuk rakyat Palestina. Pengorbanan harus melampaui komunitas lokal kita—harus menembus batas negara.
  3. Tekan pemerintah-pemerintah Muslim untuk bertindak tegas terhadap Israel. Umat harus berhenti menjadi penonton yang diam.
  4. Didik generasi muda tentang makna sejati Idul Adha. Tanamkan semangat perjuangan, bukan sekadar ritual tanpa makna.

Penutup: Idul Adha dan janji pembebasan

Idul Adha adalah momen untuk memperbaharui janji kita kepada Allah—untuk menjadi umat yang siap berkorban demi kebenaran. Dalam konteks hari ini, tidak ada pengorbanan yang lebih besar daripada menyatukan dan menggerakkan kekuatan kolektif umat untuk membebaskan Palestina dan mengembalikan kehormatan Al-Quds.

Tanpa semangat ini, Idul Adha hanya menjadi tradisi kosong—sementara rakyat Palestina terus menumpahkan darah demi membela kehormatan seluruh umat Islam.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular