Amerika Serikat pada Senin (18/11) memperingatkan Turki untuk tidak menampung para pemimpin Hamas, menurut laporan Reuters.
Ketika ditanya tentang laporan yang menyebutkan beberapa pemimpin Hamas telah pindah ke Turki dari Qatar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, tidak bisa mengonfirmasi laporan tersebut.
Tapi dia menambahkan bahwa Washington akan menjelaskan kepada pemerintah Turki bahwa mereka tidak boleh lagi memiliki hubungan dengan Hamas.
Miller juga menyatakan bahwa beberapa pemimpin Hamas sedang diadili di AS dan Washington percaya mereka seharusnya diserahkan ke Amerika Serikat.
“Kami tidak percaya pemimpin organisasi teroris yang kejam seharusnya hidup dengan nyaman di mana pun, dan itu tentu termasuk di […] sebuah kota besar di salah satu sekutu dan mitra utama kami,” ujar Miller kepada para wartawan dalam konferensi pers rutin.
Sumber diplomatik Turki pada Senin membantah laporan yang menyebutkan bahwa Hamas telah memindahkan kantor politiknya.
Mereka menambahkan bahwa kelompok pejuang Palestina tersebut hanya mengunjungi negara itu dari waktu ke waktu.
Doha sebelumnya mengatakan bahwa laporan media yang menyebutkan bahwa Qatar telah meminta Hamas untuk meninggalkan negara Teluk tersebut tidak akurat.
Pada Senin, Hamas membantah laporan itu sebagai “rumor yang coba disebarkan oleh (Pendudukan) Israel dari waktu ke waktu.”
Turki telah mengkritik keras Israel atas serangan-serangannya di Jalur Gaza dan Lebanon, serta tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.