Negosiasi gencatan sencara Hamas-Israel kembali terhambat, akibat serangan Israel ke wilayah Kota Gaza pada Senin, (8/7).
Dikutip dari Middle East Eye, Pemimpin Hamas Ismail Haniyah mengatakan serangan itu bisa membawa proses negosisasi kembali ke “titik nol’.
“Netanyahu dan pasukannya bertanggung jawab penuh atas gagalnya upaya ini,” kata Haniyah, seperti dikutip MEE (8/7).
Pada Ahad, PM Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa kesepakatan dengan Hamas tidak akan menghalangi Israel untuk kembali menyerang Gaza. Dia juga mengatakan kesepakatan harus mencegah penyeludupan senjata dari Mesir ke Gaza.
Aksi militer Israel dan ucapan Netanyahu berdampak negatif terhadap klaim mediator AS yang mengatakan telah mencapai terobosan dalam upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata yang telah berjalan berbulan-bulan itu.
Hamas menyatakan, Netanyahu menghalangi kemajuan negosiasi dan meminta mediator untuk menindak aksi manuver dan kejahatan yang dilakukan Netanyahu.
Juru bicara keamanan nasional AS, John Kirby mengatakan pihaknya telah bekerja sangat keras, meskipun masih ada jurang kesepahaman antara kedua pihak.
“Tapi kami tidak akan mengirim tim ke sana jika kami tidak melihat peluang,” kata Kirby kepada pers pada Senin, perihal pengiriman tim utusan AS ke Mesir untuk negosiasi itu.
Karena AS melihat adanya peluang kesepakatan, Gedung Putih mengutus dua pejabat tinggi Direktur CIA William Burns dan direktur Timur Tengah pada Dewan Keamanan Nasional Brett McGurk untuk bertemu para pejabat Mesir, Israel, dan Yordania ke Kairo.
Kirby juga berusaha menjelaskan perihal pernyataan publik dari Hamas dan Israel yang terdengar bertolak belakang. “Pernyataan yang dilihat publik tidak sepenuhnya mencerminkan pembicaraan yang berlangsung tertutup,” kata Kirby.