BBC kini menghadapi kritik tajam terkait kegagalannya dalam memenuhi kewajiban untuk melindungi seorang narator berusia 13 tahun dalam dokumenter Gaza: How to Survive a War Zone.
Abdullah al-Yazuri, anak Palestina yang menjadi narator dalam film tersebut, mengungkapkan bahwa ia mengalami pelecehan dan intimidasi online yang hebat setelah BBC menarik dokumenter itu.
Dokumenter yang mengangkat pengalaman anak-anak Gaza di tengah serangan Israel ini tiba-tiba dihapus dari platform iPlayer BBC setelah cecaran yang berfokus pada hubungan Abdullah dengan seorang menteri di pemerintahan Gaza yang dikelola oleh Hamas.
Ayah Abdullah, Ayman al-Yazuri, yang menjabat sebagai wakil menteri pertanian di Gaza, telah dilabeli oleh media sebagai “pemimpin Hamas,” meskipun dia sebenarnya adalah seorang teknokrat dengan latar belakang akademisi, bukan politisi.
Abdullah menyatakan bahwa ia dan keluarganya menjadi sasaran serangan online dan pelecehan.
Dia mengungkapkan bahwa peristiwa ini menyebabkan tekanan mental yang besar dan rasa takut akan keselamatannya.
“Saya tidak setuju jika saya harus menjadi sasaran sebelum dokumenter ini ditayangkan di BBC. Jadi, jika apa pun terjadi pada saya, BBC bertanggung jawab,” ujarnya.
Pernyataan Abdullah ini memicu perdebatan tentang etika media dan tanggung jawab BBC untuk melindungi anak-anak yang terlibat dalam produksi mereka.
Chris Doyle, ketua Dewan Pemahaman Arab-British, menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa BBC memiliki kewajiban untuk melindungi anak-anak yang terlibat dalam cerita yang mereka tayangkan, tetapi kemudian meninggalkan mereka setelah menyiarkan kisah mereka.
“BBC telah gagal total dalam memenuhi kewajiban perawatan mereka,” kata kelompok Artists for Palestine UK.
Sejumlah pengguna media sosial juga mengkritik BBC karena tidak mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi Abdullah, yang telah menjadi sasaran kekerasan verbal setelah film tersebut ditarik.
Owen Jones, seorang jurnalis terkenal asal Inggris, menyebut tindakan BBC sebagai “meletakkan target di punggung seorang anak berusia 13 tahun.”
Beberapa jurnalis dan aktivis menganggap penarikan dokumenter ini sebagai contoh bias media terhadap Palestina, dengan beberapa menyatakan bahwa jika situasinya dibalik, dengan anak dari pejabat Israel yang menjadi narator, BBC mungkin tidak akan menarik film tersebut dengan cara yang sama.
Tayab Ali, direktur Pusat Internasional untuk Keadilan bagi Palestina, mengungkapkan bahwa keberanian Abdullah untuk berbicara justru menakutkan mereka yang terlibat dalam kejahatan perang dan genosida.
“Penyensoran tidak akan menyembunyikan kebenaran. Cerita Abdullah dan penderitaan anak-anak Gaza harus didengar,” tegasnya.