Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, menyatakan telah melancarkan serangan terhadap dua unit militer Israel di wilayah selatan Jalur Gaza, tepatnya di kota Rafah, yang tengah menjadi pusat pertempuran terbaru. Klaim ini disampaikan dalam pernyataan resmi yang dikutip kantor berita Anadolu pada Kamis (9/5).
Menurut Brigade Al-Qassam, serangan pertama menargetkan satu unit berisi tujuh tentara Israel di dekat Masjid Omar ibn Abd al-Aziz, kawasan al-Tannour, Rafah timur, menggunakan alat peledak berkekuatan tinggi. Serangan itu disebut menewaskan dan melukai sejumlah prajurit.
Dalam pernyataan terpisah, kelompok tersebut juga mengklaim telah menyerang unit rekayasa tempur Israel yang terdiri dari 12 tentara dengan dua peluru anti-personel dan anti-kendaraan lapis baja.
Unit itu dikatakan sedang bersiap melakukan pembongkaran terhadap sebuah rumah di dekat Persimpangan al-Fidai, juga di kawasan Rafah timur.
Ledakan di dalam rumah tersebut, menurut Al-Qassam, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka di pihak Israel. Kelompok itu menyebut bahwa helikopter militer Israel terlihat mendarat di lokasi untuk mengevakuasi korban.
Sebelumnya pada hari yang sama, Brigade Al-Qassam juga melaporkan bahwa pasukannya terlibat dalam pertempuran jarak dekat yang intens dengan pasukan Israel yang bergerak maju ke wilayah al-Jeneina di Rafah timur.
Militer Israel belum memberikan tanggapan atas klaim ini.
Data militer Israel yang dirilis Senin lalu mencatat 854 tentara tewas sejak 7 Oktober 2023, termasuk enam orang sejak serangan darat dilanjutkan pada 18 Maret. Sebanyak 5.847 tentara Israel dilaporkan terluka, dengan lebih dari 2.600 di antaranya terjadi dalam operasi darat di Gaza. Angka ini mencakup korban dari pertempuran di Gaza, Lebanon selatan, dan Tepi Barat.
Meski demikian, beberapa laporan internasional menyebut bahwa militer Israel menerapkan sensor ketat terhadap media domestik mengenai jumlah korban dan kerugian material, sebagai upaya menjaga moral publik.
Sejak awal ofensif militer Israel ke Gaza, hampir 52.800 warga Palestina dilaporkan tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut data otoritas kesehatan di Gaza.
Pada November tahun lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang di Gaza.