Saturday, June 7, 2025
HomeBaitul MaqdisDari Al Aqsa hingga Gaza: Warga Palestina Idul Adha di tengah reruntuhan...

Dari Al Aqsa hingga Gaza: Warga Palestina Idul Adha di tengah reruntuhan dan pembatasan Israel

Warga Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan Yerusalem Timur memperingati Idul Adha pada Jum’at (6/6/2025) dalam suasana duka, di tengah gempuran militer Israel, pembatasan ketat, serta dampak perang yang masih berlangsung.

Yerusalem Timur: Sholat di Al-Aqsa dibayangi ketegangan

Puluhan ribu warga Palestina melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur yang diduduki, meski dihadang pembatasan ketat dari otoritas Israel. Menurut laporan setempat, sekitar 80.000 jamaah hadir di masjid suci ketiga dalam Islam itu, menyambut hari raya dengan takbir dan doa di bawah pengawasan ketat aparat Israel.

Pasukan polisi Israel terlihat dikerahkan dalam jumlah besar di dalam dan sekitar kompleks Al-Aqsa serta Kota Tua sebelum, selama, dan setelah pelaksanaan shalat. Banyak warga Palestina dari Tepi Barat tidak diizinkan hadir karena pembatasan pergerakan yang diberlakukan Israel. Beberapa di antara mereka yang dilarang masuk terlihat tetap beribadah di luar gerbang masjid.

Meski ribuan berkumpul, suasana hari raya tetap terasa muram akibat dampak perang berkepanjangan di Jalur Gaza.

Tepi Barat: Pembatasan dan Serangan Bayangi Hari Raya

Di wilayah Tepi Barat yang diduduki, ribuan warga Palestina tetap melaksanakan shalat Idul Adha di masjid-masjid dan lapangan terbuka, meski operasi militer Israel terus berlangsung di berbagai kota dan kamp pengungsi.

Di Kamp Pengungsi Jenin, menurut saksi mata yang dikutip Anadolu, tentara Israel menghalangi puluhan keluarga yang ingin berziarah ke makam kerabat mereka.

Di Bethlehem, ribuan warga melaksanakan salat di Lapangan Omar bin Khattab, dekat Gereja Kelahiran yang menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di kota tersebut.

Sementara itu, di Hebron, jamaah berkumpul di Masjid Ibrahimi yang bersejarah. Namun, menurut Kepala Kantor Wakaf Hebron, Munjid al-Jabari, Israel kembali menutup sebagian kompleks masjid untuk jamaah Muslim.

“Ini ketujuh kalinya tahun ini mereka melarang akses penuh, termasuk pada hari Jumat di Ramadan dan kedua hari raya Idul,” kata al-Jabari. “Kami menolak menerima kontrol sebagian atas situs suci kami.”

Di kota Qalqilya, tentara Israel menggelar penggerebekan di sejumlah lingkungan. Menurut saksi mata, mereka menembakkan peluru tajam dan gas air mata, melukai seorang pemuda Palestina di bagian kaki dan menangkap dua lainnya.

Sejak 7 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat sedikitnya 973 warga Palestina tewas dan lebih dari 7.000 luka-luka akibat serangan militer dan aksi kekerasan pemukim Israel di Tepi Barat.

Gaza: Shalat di atas reruntuhan, di tengah suara jet tempur

Di Jalur Gaza, warga Palestina melaksanakan salat Idul Adha di atas puing-puing masjid yang hancur akibat serangan udara Israel. Di Khan Younis, ratusan warga berkumpul di reruntuhan Masjid Imam Muhammad al-Albani.

“Saat ini sudah dua tahun kami tak bisa merayakan Idul Adha dengan layak karena blokade, pengeboman setiap hari, dan pengusiran paksa,” kata Hussein Al-Ghalban, salah satu jamaah.

Saat shalat berlangsung, jet tempur Israel terdengar terbang rendah di atas kota. Warga melaporkan tembakan artileri hebat di bagian tengah, utara, dan timur Khan Younis, disertai rentetan tembakan ke permukiman warga.

Pada malam sebelum Idul Adha, serangan Israel menewaskan 41 warga Palestina di Gaza, termasuk anak-anak, perempuan, dan jurnalis.

Ini menjadi perayaan Idul Adha keempat yang dijalani warga Gaza dalam kondisi yang disebut organisasi internasional sebagai bencana kemanusiaan.

Krisis kemanusiaan berlanjut

Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan hampir 54.700 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Organisasi kemanusiaan memperingatkan adanya ancaman kelaparan massal bagi lebih dari 2 juta penduduk di wilayah yang terkepung itu.

Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Israel juga tengah menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait serangan terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular