Al Aqsha

Al-Aqsha, Israel Ambil Tanahnya dan Batu-batunya Berjatuhan

GAZA MEDIA, Al-Quds – Intensitas serangan yang dilakukan pendudukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsha terus meningkat, sebagai upaya untuk menguasainya dan melakukan yahudisasi di sana.

Serangan-serangan ini mencapai puncak intensitasnya dengan berlanjutnya penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha, Kota Tua dan sekitar dua lokasi tersebut di Al-Quds.

Kebijakan pendudukan Israel terhadap Kota Suci dan kiblat pertama umat Islam ini dilakukan di atas dan di bawahnya.

Eskalasi serangan ini dilakukan pendudukan Israel sebagai upaya untuk melakukan yahudisasi dan menciptakan narasi yang mendukung klaim-klaimnya. Hal tersbut dilakukan melalui rencana-rencana permukiman yang dimulai dengan melakukan penyerbuan dan tidak hanya berhenti pada penggalian-penggalian dan pembuatan terowongan-terowongan di bawahnya.

Hingga tahun 2016, penggalian yang dilakukan pendudukan Israel di bawah dan sekitar Masjid al-Aqsha mencapai 70 penggalian. Kedalaman penggalian ini mencapai lebih dari 12 meter.

Untuk kedua kalinya dalam empat tahun terakhir, tabu-batu berjatuhan dari dinding Masjid al-Aqsha. Khatib Masjid al-Aqsha, Syaikh Ikrima Sabri mengatakan, “Penggalian yang dilakukan pendudukan Israel adalah sebab langsung terjadinya retakan dan kami khawatir terjadi longsor di Masjid al-Aqsha atau merusak pondasinya yang sudah terbuka.”

Pakar dalam urusan al-Quds, Fakhri Abu Diyab, mengatakan, “Pendudukan Israel melarang renocasi Masjid al-Aqsha. Retakan yang Nampak di kawasan barat masjid, sebabnya adalah penggalian dan pengambilan tanah da batu, yang bertujuan untuk menghancurkan masjid dan memotong bagian masjid.”

Proses pengeboran dan penggalian telah mulai dilakukan oleh pendudukan Israel sejak mereka menduduki al-Quds pada tahun 1967. Yang pertama dilakukan adalah menghancurkan kampung al-Mughraba (sebelah barat masjid) dan tembok al-Burak, serta penghancuran peninggalan dan bangunan kuno peninggalan Arab dan Islam.

Meskipun demikian, Masjid al-Aqsha tetap dengan idenitas Islam dan Arabnya. Betapapun sengitnya eskalasi serangan yang dilakukan pendudukan Israel.[]

Dituding Langgar HAM, Asosiasi Tahanan Palestina Dukung Aksi Boikot Pengadilan Israel

GAZAMEDIA, PALESTINA – Tudingan pelanggan Hak Asasi Manusia atau HAM oleh Otoritas Israel terhadap warga Palestina bukanlah hal baru.  Baru-baru ini seruan aksi boikot terhadap pengadilan Israel masif dilakukan oleh warga Palestina.

Asosiasi Nasional Tahanan Palestina di dalam penjara Israel misalnya, pada Jumat (21/1/) pagi kemarin waktu setempat mendukung keputusan tahanan administratif ‘pengadilan Israel’ untuk diboikot.

Para tahanan mengajak untuk menyuarakan perlawanan dan berkomitmen semua badan terkait untuk menindaklanjuti keputusan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, perwakilan Asosiasi Tawanan meminta semua warga Palestina, di mana pun berada, untuk bersatu mendukung gerakan tersebut dan bekerja sama luncurkan kampanye solidaritas yang masif.

“Kami mengajak semua lembaga hak asasi manusia dan hukum mengambil peran nyata mengaktifkan semua tindakan keji penjajah Israel untuk menghapus kebijakan penahanan administratif.” kata perwakilan tersebut.

Tercatat, 500 tahanan Palestina memboikot ‘pengadilan Israel’ selama lebih dari 20 hari menolak kebijakan penahanan administratif, di mana seseorang ditangkap tanpa tuduhan yang jelas dan diadili secara sepihak oleh militer Israel. Tindakan konyol tersebut sangat jelas melanggar hukum internasional.[]

8 Aktivis Solidaritas Palestina di Nablus Diserang Penduduk Ilegal Israel

GAZAMEDIA, TEPIBARAT – Delapan aktivis solidaritas Internasional untuk Palestina yang sedang melakukan aksi penanaman pohon zaitun di Burin, Selatan Nablus terluka akibat serangan dari pemukim ilegal Yahudi,  Israel, Jumat (21/1) kemarin sore.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA dari keterangan salah seorang saksi mata melaporkan, pada saat para aktivis melakukan aksi peduli lingkungan yakni melakukan penanaman pohon tiba-tiba para pemukim ilegal Yahudi datang dan menyerang.

“Mereka orang-orang Yahudi itu menebang puluhan pohon yang ditanam oleh aktivis solidaritas dan langsung menyerang kerumuman, ” kata saksi tersebut.

Menurutnya, delapan orang yang mengalami luka-luka langsung dibawa rekan-rekannya untuk mendapatkan pertolongan medis.

Sementara itu, seorang pemuda Palestina terluka di bagian kepala ketika seorang pemukim ilegal menyerang sekelompok pemuda di daerah Bir Haris, Kota Salfit.

Perlu diketahui bahwa serangan pemukim ilegal ‘Yahudi’ meningkat dalam beberapa bulan terakhir di bawah perlindungan pasukan penjajah Israel bersenjata lengkap. []

Bentrokan di Nablus, 20 Pemuda Palestina Terluka

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Puluhan pemuda Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di kota Burqa, sebelah barat Nablus, Tepi Barat, Senin (17/1) malam waktu setempat.

Informasi yang dihimpun jurnalis GAZAMEDIA, seorang pemuda terluka setelah tentara penjajah menembaknya, sementara 19 orang lainnya tersungkur lemas akibat terkena serangan gas air mata yang ditembakan pihak kepolisian Israel.

Petugas medis Palestina segera mengambil tindakan dan melakukan evakuasi untuk melakukan pertolongan medis terhadap sejumlah korban yang terluka.

Kericuhan atau ‘konfrontasi ‘ pecah antara pemuda kota Beita, selatan Nablus, dan pasukan penjajah, setelah kendaraan pemukim illegal ‘Israel’ menyerbu kota yang dihuni warga Palestina.

Para pemuda itu menghancurkan kendaraan pemukim illegal yang tak lain warga Yahudi Israel dan mengepungnya, tetapi tentara penjajah turun tangan untuk menyelamatkannya, dan konfrontasi meletus setelah itu.

Sementara itu, pasukan Israel menangkap seorang pemuda, Musa Nasser, di depan Bab Al-Amoud di Al Quds (Yerusalem) terjajah, dan membawanya ke tujuan yang tidak diketahui. []

Tindakan Israel Ancam Ambil Alih Kewenangan Dinas Wakaf di al-Aqsha

GAZA MEDIA, AL-QUDS – Komite Islam dan Kristen untuk Membala al-Quds dan Tempat-tempat Suci pada hari Senin (10/1/2022), mengatakan, “Tindakan polisi pendudukan Israel yang menghalangi pekerjaan Departemen Wakaf telah mencapai tingkat yang tidak dapat diterima. Secara bahaya dan serius mengancam kewenangan dinas wakaf di al-Aqsha. Karena dinas wakaf merupakan badan yang memiliki tanggung jawab khusus dalam mengelola, membangun dan memelihara al-Aqsha.”

Dalam sebuah pernyataan yang diterima oleh Pusat Informasi Palestina, komite tersebut mengkonfirmasi bahwa dinas wakaf memperoleh legitimasi hukum, politik dan agama dari perwalian kerajaan al-Hasyimi (Yordania) atas situs-situs suci Islam dan Kristen di sana, seperti dikutip dari Palinfo, Selasa (1/1).

Dia menambahkan bahwa “tindakan penjajah Israel yang menghalangi proses restorasi di dalam masjid, dan serangan terus-menerus terhadap para pekerja di Komite Rekonstruksi, di samping eskalasi serangan harian, dan pemberian izin kepada para pemukim pendatang Yahudi untuk mempraktekkan segala bentuk pelanggaran terhadap kesucian. masjid, merupakan indikasi yang jelas dan berbahaya dari tujuan pendudukan Israel yang direncanakan, untuk mengubah situasi sejarah, hukum dan agama pada masjid, hingga mengarah kepada pembagian masjid secara waktu dan tempat.”

Komite memperingatkan otoritas pendudukan tentang konsekuensi dari tindakannya yang terus melanjutkan praktik-praktik ini, dan provokasi yang mereka timbulkan terhadap perasaan umat Islam, dan tentang risiko dan dampak yang akan ditanggung oleh pendudukan Israel. Komite menegaskan bahwa sikap diam terhadap praktik-praktik ini tidak akan bertahan untuk jangka waktu yang lama.

Komite meminta dunia Arab dan Islam untuk menangani secara serius bahaya yang dihadapi Masjid al-Aqsha. Serta bergerak di semua tingkatan untuk menyelamatkan dan melindunginya dari bahaya yang dihadapinya.[]

Perluas Wilaya Kedaulatan, Proses Restorasi Al-Aqsha dapat Ancaman dari Israel

GAZAMEDIA, AL-QUDS –  Guna memperluas wilayah kedaulatan dikawasan kota tua Al-Quds, Palestina rezim Zionis Israel mengerahkan pasukannya untuk menghalangi proses restorasi dan pemeliharaan bangunan baik yang ada di dalam maupun di luar kawasan Masjid Al-Aqsha yang diberkahi.

Mereka mencampuri urusan dan kekuasaan Departemen Wakaf Islam di Al-Quds selalu badan wakaf pengelola masjid suci ketiga umat Islam yang sempat dijadikan kiblat pertama umat muslim sebelum ke Ka’bah.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, Senin (10/1) beberapa hari yang lalu, polisi Israel menghalangi proses pemulihan koridor antara Bab Al-Ghanima dan Gerbang Al-Mughrabi, yang dapat menyebabkan terhalangnya akses jamaah menuju ke Masjid Al-Aqsha.

Selama bekerja di dalam masjid Al-Aqsha, karyawan Komite Rekonstruksi di Al-Aqsha menjadi sasaran serangan dari pihak Israel secara terus menerus, melalui penuntutan, penangkapan, dan pemanggilan untuk penyelidikan, belum lagi deportasi dari Al-Aqsha untuk periode yang berbeda-beda.

Masjid Al-Aqsha dianggap sebagai salah satu landmark paling suci bagi umat Islam, karena merupakan yang pertama dari dua kiblat dan yang ketiga dari Dua Masjid Suci, dan karena pentingnya dan posisi keagamaannya, masjid ini selalu diperbaiki secara berkala, pekerjaan pemeliharaan dan restorasi, agar tersedia untuk menerima ribuan jamaah sepanjang minggu.

Terlepas dari tindakan keji Israel, Badan Wakaf selalu menegaskan kelanjutan pekerjaannya dalam melestarikan dan melindungi Al-Aqsha, karena merupakan masjid Islam murni yang tidak menerima perpecahan atau kemitraan. []

Shalah: Israel Targetkan Warga Al-Quds; Inkubator Harian Al-Aqsha

GAZA MEDIA, AL-QUDS — Syeikh Raed Salah menegaskan hari ini, Selasa, bahwa otoritas pendudukan Israel menargetkan warga Al-Quds (Yerusalem) karena mereka merupakan inkubator dan penjaga harian Masjid Al-Aqsha Al-Mubarak dan siap hadir serta menjadi penjaga permanen di halamannya.

Syeikh Shalah mengatakan, dalam pernyataan pers, bahwa pendudukan Israel berusaha membubarkan inkubator ini sehingga masjid tetap sebagai bagian sejarah yang terputus dari konteks Arab-Islamnya.

Shalah menambahkan bahwa Israel menjalankan banyak metode agresif terhadap warga Al-Quds, termasuk dengan menghancurkan rumah, menjarah tanah, atau menangkapi permanen, mengancam mata pencaharian mereka, dan melawan institusi pendidikan mereka dan lainnya.

Shalah menekankan bahwa pendudukan Israel bermimpi di bawah ilusi bahwa tindakan mereka ini akan mungkin mengosongkan Al-Quds dari warganya yang setia atau berhasil dalam menjalankan yahudisasi kehidupan dari tanah suci Palestina dan rumah-rumah kami dan nama-nama di sekitar masjid Al-Mubarak. “Ini adalah imajinasi kekanak-kanakan dan impian orang-orang yang putus asa akan gagal.” Kata Shalah.

Syekh Shalah menambahkan bahwa warga Al-Quds memainkan peran dalam arti penuh menjaga martabat dan kebajikan yang telah diberikan Allah kepada mereka, melalui kehadiran mereka di Masjid Al-Aqsa, rumah dan pasar mereka, dengan cara sama yang dilakukan oleh umat Islam, dunia Arab dan warga Palestina umumnya.

Syekh Shalah menyampaikan fakta bahwa ancaman paling berbahaya bagi Al-Aqsha adalah bahwa ia berada di bawah pendudukan Israel, yang mencoba untuk memaksakan pembagian waktu dan tempat melalui kekuatan senjata dan menyerang jamaah dan penjaga tetap masjid yang bertujuan mendirikan kuil Yahudi yang akan mereka dirikan di atas masjid tersebut.

Syeikh Salah menggambarkan upaya ini sebagai praktik pendudukan yang jahat.

Syekh memperingatkan bahwa izin baru-baru ini oleh pengadilan pendudukan bagi para pemukim untuk melakukan apa yang dikenal sebagai “doa dalam diam” di Al-Aqsha adalah awal dari rencana yang lebih luas yang bertujuan pada akhirnya untuk menguasai sebagian besar area masjid Al-Mubarak untuk menjadi tempat ibadah Yahudi. Sehingga nantinya beratap hijau tua yang dikenal dengan masjid Qibali di garda depan Al-Aqsha yang akan tersisa bagi umat Islam.

Rencana-rencana ini “menyakitkan kita, dan membuat kita hidup dalam ujian yang sulit dan selalu siap siaga memeluk Al-Aqsha siang dan malam.”

Dia menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsha pada akhirnya akan menang, dan pendudukan akan dihapus darinya, seperti pendudukan sebelumnya.[]

Raed Salah: Al-Aqsa, Tawanan dan Perpecahan Menyibukkan Pikiranku

GAZA MEDIA, UMMUL FAHM – Ketua Harakah Islamiyah Palestina, Sheikh Raed Salah, mengungkapkan hal terpenting dalam pikirannya selama penahanannya baru-baru ini di penjara pendudukan Israel. Dia menyatakan bahwa hari-harinya di penahanan dalam kondisi sangat sulit, terutama dengan “tindakan yang ditempuh oleh otoritas pendudukan Israel yang melakukan kebijakan jahat dan paksaan terhadapnya, yang ditujukan untuk mempermalukannya dan membalas dendam padanya.”

Dalam sebuah pernyataan eksklusif kepada kantor berita Arab Quds Press, Sheikh Salah mengatakan bahwa pikirannya disibukkan dengan apa yang “terjadi di Masjid al-Aqsha, kota al-Quds dan perkampungan kunonya, serta kesunyian yang dialami para tawanan Palestina di penjara-penjara pendudukan Israel, dan penyiksaan yang mereka derita pagi dan sore, dan juga realitas Palestina dan keadaan perpecahan yang harus diakhiri.”

Dia menjelaskan bahwa mereka yang mengikuti apa yang terjadi di Palestina, melihat fenomena kelemahan, fenomena penjara dan fenomena ketidakadilan dan tirani politik. Aksn tetapi ketabahan rakyat Palestina dan kelangsungan perjuangan mereka sudah cukup untuk menghilangkan semua fenomena ini.”

Sheikh Salah menjelaskan bahwa “pendudukan Israel, sepanjang sejarahnya yang panjang, tidak pernah menunjukkan penampilan yang baik, tetapi yang nampak adalah selalu jahat, dan ini adalah gambaran alaminya.”

Dia melanjutkan, “Yang kami prediksi dari pendudukan Israel hanyalah perilaku menyakiti, represif, penindasan dan balas dendam.” Dia menegaskan tentang “pentingnya untuk berpegang teguh pada hak rakyat Palestina yang lebih kuat dari semua bahaya.”

Dia menambahkan, “Alhamdulillah atas pertolongan-Nya, Tuhan Yang Maha Esa telah memuliakan saya dan saya tetap setia pada konstanta-konstanta saya. Kita akan keluar dengan bebas, perjuangan kita akan berlanjut, insya Allah.”

Senin lalu, otoritas pendudukan Israel membebaskan Sheikh Raed Salah setelah 17 bulan ditawan, dia disambut oleh banyak rakyat Palestina di pintu masuk kotanya Ummul Fahm (wilayah utara Palestina yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 ).[]

Syeikh Raed Shalah: Eskalasi Israel Di Al-Aqsha Gagal Dan Putus Asa

GAZA MEDIA, AL-QUDS – Syeikh Al-Aqsha Raed Shalah mengatakan, kebijakan eskalasi Israel di Masjidil Aqsha merupakan upaya putus asa dan gagal, Al-Aqsha akan tetap menang, dahulu, kini dan masa depan.

Syekh Shalah menyebutkan, penjajah zionis terus meningkatkan kejahatannya di Masjidil Aqsha, dalam upaya mengambil kendali dan menguasai Al-Aqsha, namun semua itu hanya upaya gagal dan tak akan pernah terwujud, seperti dikutip dari Palinfo, Jum’at (24/12).

Dari waktu ke waktu pihak penjajah mengira bisa merealisir tujuan mereka, namun saya tegaskan bahwa Al-Aqsha merupakan hakikat yang tak akan pernah terhapus, sebagai hakikat al-Quran, meskipun seluruh musuh Islam berupaya memeranginya, mereka tak akan mampu merealisir tujuannya, semuanya akan gagal, tegas syekh Shalah.

Menurut syekh Shalah, pada awalnya penjajah Israel mengijinkan sekelompok yahudi memasuki pelataran Masjidil Aqsha, kemudian bertahap melakukan ritual Talmud secara personal, dan berlanjut dengan ritual Talmud berjamaah di kawasan Masjidil Aqsha.

Kewajiban kita adalah melindungi Masjidil Aqsha, sebagai warisan Islam dan Arab, serta Palestina, yang menyatukan umat Islam dan dunia Arab.

Masjidil Aqsha akan tetap kokoh dalam sejarah panjangnya dan sebagai kebenaran janji di dalam Al-Quran. Segenap umat di sepanjang sejarahnya memiliki visi yang jelas bahwa Baitul Maqdis tidak akan pernah dikuasai pihak zalim, dan Masjidil Aqsha akan meraih kemenangan hari ini dan juga esok, pungkas syekh Palestina.[]

Pekan Ketiga Agenda “Duta Al-Quds” Terus Berlanjut Di Kuwait

 

GAZA MEDIA, KUWAIT – Ikatan Pemuda Peduli Al-Quds di Kuwait melanjutkan agenda “Duta Al-Quds” jarak jauh, pekan ketiga berturut-turut dengan tema “Jadilan Duta Untuk Al-Quds.”

Agenda ini bertujuan menyiapkan sekitar 100 pemuda untuk berkontribusi membela dan bekerja untuk Al-Quds dan Masjidil Aqsha, sesuai spesialisasi masing-masing, seperti dikutip dari Palinfo.

Ketua Ikatan Pemuda Peduli Al-Quds Yusuf Al-Kandari mengatakan kepada Quds Press, “Acara ini bertujuan menggalang partisipasi para pemuda, saat ini yang terdaftar sudah melampaui target, mencapai 130 orang.”

Hal itu menunjukan kepedulian para pemuda Kuwait untuk membantu perjuangan Palestina, di samping mengetahui dampak dan perkembangan yang terjadi, sehingga bisa menyelaraskan kondisi dukungan, pembelaan dan support bagi persoalan Al-Quds, lanjut Yusuf.

Agenda ini untuk meningkatkan kapasitas penyadaran, dan beralih dari fase penerimaan informasi, menuju tahap interaksi memberikan penyadaran.

Al-Kandari menjelaskan, pada akhir acara diharapkan setiap duta Al-Quds akan melakukan peran aktif baik secara personal mupun terlibat dalam kerja kolektif, bersama lembaga maupun cabang sukarelawan.

Pada intinya, Ikatan Pemuda Peduli Al-Quds merupakan pihak yang berinisiatif mengelola dan membersamai para pemuda untuk memberikan dukungan bagi persoalan Al-Quds.

Agenda acara terdiri dari 4 poin utama, yaitu pelatihan sukarelawan, mencakup sector budaya, pemikiran dan pemahaman umum tentang pesoalan Al-Quds, Masjidil Aqsha dan persoalan Palestina.

Kedua, Perjalanan Kuwait dalam mendukung persoalan Palestina. Ketiga, menyiapkan sukarelawan untuk membela Al-Quds dan persoalan Palestina. Keempat, komitmen dan tugas bagi duta Al-Quds.[]