Sedikitnya 2 tentara Israel tewas dan 12 lainnya terluka dalam sebuah operasi yang dilancarkan pejuang perlawanan Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.
Serangan itu menyebabkan runtuhnya sebuah bangunan tempat pasukan Israel berada, dalam apa yang digambarkan sebagai “peristiwa keamanan serius” oleh media Israel.
Menurut laporan sejumlah situs berita Israel, peristiwa terjadi di lingkungan Al-Juneina, Rafah, ketika ledakan dahsyat—yang diduga berasal dari ranjau atau alat peledak rakitan—menghantam unit dari Brigade Golani.
Ledakan itu menyebabkan bangunan yang mereka duduki runtuh dan menimbulkan korban jiwa serta luka-luka.
Sumber-sumber militer menyebutkan bahwa helikopter dikerahkan ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban tewas dan luka ke Rumah Sakit Barzilai di kota Ashkelon.
Beberapa tentara dilaporkan masih terperangkap di bawah puing-puing, sementara sebagian korban mengalami luka serius.
Otoritas Israel memberlakukan sensor ketat terhadap rincian kejadian tersebut. Namun, berbagai media—termasuk Channel Al-Aqsa yang mengutip media Israel—menyebut insiden ini sebagai salah satu peristiwa paling berdarah dalam operasi Israel di Rafah sejak dimulainya invasi darat.
Militer Israel sejauh ini hanya mengakui kematian dua tentaranya dan cedera serius yang menimpa belasan lainnya.
Namun, laporan dari lapangan mengindikasikan kemungkinan jumlah korban yang lebih tinggi.
Sementara itu, Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan bertanggung jawab atas sejumlah operasi penyergapan yang terjadi di Rafah. Termasuk serangan terhadap satuan Israel di kawasan Al-Juneina.
Mereka menyebut telah menjebak satuan berjumlah 10 tentara ke dalam ladang ranjau, yang menyebabkan banyak korban tewas dan terluka.
Brigade tersebut juga menyatakan telah melakukan tiga penyergapan di Rafah dan satu lainnya di sebelah timur Khan Younis.
Dalam beberapa hari terakhir, Al-Qassam juga melancarkan serangan di Beit Hanoun, wilayah utara Gaza, yang dilaporkan menimbulkan korban di pihak Israel.
Dalam 7 pekan sejak serangan ke Gaza kembali digencarkan, militer Israel telah mengakui sedikitnya enam kematian di kalangan tentaranya serta sejumlah lainnya yang terluka dalam berbagai operasi di dalam wilayah Gaza.
Serangan perlawanan yang terus meningkat ini menunjukkan bahwa, meski menghadapi gempuran udara dan darat tanpa henti, kelompok-kelompok perlawanan Palestina tetap mampu melancarkan operasi-operasi yang menimbulkan kerugian nyata pada pihak Israel.