Thursday, May 1, 2025
HomeBeritaErdogan tuduh Israel ekspor konflik ke Suriah

Erdogan tuduh Israel ekspor konflik ke Suriah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Israel berupaya memperluas cakupan konfliknya dari Palestina dan Lebanon ke wilayah Suriah.

Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan regional menyusul serangan udara Israel ke pinggiran Damaskus pada Rabu (30/4).

“Israel telah menyalakan api di Palestina dan Lebanon, dan kini ingin memindahkannya ke Suriah,” kata Erdogan Dalam pernyataan tegas yang disampaikan pada Rabu malam.

Ia menambahkan bahwa Israel telah memulai pertumpahan darah di negara tersebut.

Ia memperingatkan bahwa Ankara tidak akan tinggal diam terhadap upaya menciptakan status quo baru yang membahayakan stabilitas regional.

“Turki tidak akan membiarkan upaya sepihak yang mengancam perdamaian kawasan,” ujar Erdogan.

Ia menilai bahwa serangan Israel terhadap wilayah Suriah merupakan bentuk sabotase terhadap suasana positif yang mulai tumbuh sejak terbentuknya pemerintahan baru di Damaskus pasca-runtuhnya rezim Bashar al-Assad.

Serangan tersebut dilaporkan menargetkan wilayah Sahnaya di pinggiran Damaskus, dengan dalih mencegah terjadinya kekerasan terhadap komunitas Druze oleh aparat keamanan Suriah.

Namun, laporan dari kantor berita Al Jazeera menyebutkan bahwa ledakan terdengar di beberapa titik di ibu kota Suriah dan sekitarnya.

Hal itu menimbulkan korban luka dari kalangan aparat serta sejumlah warga sipil.

Dalam pernyataan resminya, juru bicara militer Israel menyatakan bahwa Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Eyal Zamir, telah menginstruksikan kesiapan untuk melakukan serangan lebih lanjut.

Serangan itu terhadap sasaran-sasaran milik pemerintah Suriah jika kekerasan terhadap warga Druze tidak dihentikan.

“Pasukan kami dalam kondisi siaga penuh dan siap menghadapi berbagai skenario di Suriah,” tambahnya.

Seruan dari Jumblatt

Di tengah memanasnya situasi, pemimpin komunitas Druze Lebanon, Walid Jumblatt, turut angkat bicara.

Dalam seruannya kepada komunitas Druze di Suriah, ia mengimbau agar tidak terjebak dalam proyek-proyek eksternal yang mencoba mengeksploitasi posisi minoritas mereka.

“Israel sedang berusaha memanfaatkan komunitas Druze demi kepentingan geopolitiknya dan mendorong mereka ke dalam arus pengusiran serta keterasingan,” kata Jumblatt.

Ia menegaskan pentingnya mempertahankan prinsip hidup bersama dalam bingkai Suriah yang Bersatu.

Ia menyatakan kesiapannya untuk kembali mengunjungi Damaskus guna berdialog dan memperjuangkan aspirasi Druze sebagai bagian utuh dari bangsa Suriah.

Tak ketinggalan, Sheikh Akl (pemimpin spiritual tertinggi) komunitas Druze di Lebanon, turut mengingatkan agar tidak ada tindakan reaktif yang justru memperkeruh keadaan.

“Reaksi emosional yang dapat memperburuk kondisi tidaklah dibenarkan,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya meredakan ketegangan di tengah krisis yang masih sangat rapuh.

Ketegangan regional memuncak

Serangan yang dilakukan Israel ke wilayah Sahnaya disebut sebagai serangan terhadap “3 target keamanan”, yang mengakibatkan sejumlah personel keamanan dan warga sipil mengalami luka-luka.

Pemerintah Suriah hingga kini belum merilis pernyataan resmi atas serangan tersebut.

Tetapi ketegangan di wilayah Druze meningkat seiring meningkatnya ketidakpastian terhadap masa depan keamanan dan politik di provinsi-provinsi selatan, termasuk Suweida.

Langkah militer Israel ini datang di tengah meningkatnya kekhawatiran di Tel Aviv terhadap dinamika pascarezim Assad.

Terutama menyangkut potensi bangkitnya faksi-faksi bersenjata Druze yang independen dari pengaruh Damaskus, namun juga menolak dominasi asing—termasuk dari Iran maupun Israel sendiri.

Sementara itu, pemerintah Turki, yang sejak lama mendukung integritas wilayah Suriah, tampak semakin aktif dalam mengawal transisi politik di negara tetangganya tersebut.

“Kami tidak akan tinggal diam terhadap penjajahan bentuk baru,” tegas Erdogan.

Pernyataan dan tindakan dari berbagai pihak ini menandai babak baru dalam tarik menarik kekuatan atas Suriah pasca-Assad.

Komunitas Druze kini menjadi titik tumpu strategis, baik dalam konteks domestik maupun geopolitik kawasan.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular