Sunday, April 13, 2025
HomeBeritaErdogan: Turki tak akan biarkan Suriah kembali terpuruk

Erdogan: Turki tak akan biarkan Suriah kembali terpuruk

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas Kawasan.

Ia menyatakan bahwa Ankara tidak akan membiarkan Suriah terjerumus kembali dalam ketidakstabilan.

Pernyataan ini disampaikan Erdogan saat membuka Forum Diplomasi Antalya, Jumat (11/4/2025).

Menurut Erdogan, keamanan dan stabilitas Suriah sangat berkaitan erat dengan keamanan nasional Turki.

Ia juga menyatakan kesepahamannya dengan mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin mengenai pentingnya menjaga keutuhan wilayah Suriah.

Lebih jauh, Erdogan menuding Israel telah melemahkan perjuangan kawasan dalam memerangi ekstremisme melalui serangan-serangannya ke wilayah Suriah dan Lebanon.

“Israel mencoba menggagalkan Revolusi 8 Desember dengan memicu konflik etnis dan sektarian di Suriah serta mendorong kelompok minoritas untuk melawan pemerintah,” ujarnya.

Presiden Turki menilai, jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada 8 Desember lalu telah membuka peluang besar untuk membangun perdamaian yang berkelanjutan di Suriah dan kawasan secara luas.

Namun, ia memperingatkan bahwa intervensi asing—khususnya dari Israel—dapat menggagalkan momentum tersebut.

“Kita tidak boleh menyia-nyiakan peluang bersejarah ini. Rakyat Suriah sudah lelah dengan penderitaan, penindasan, dan perang yang tak kunjung usai,” kata Erdogan.

Pada kesempatan yang sama, Erdogan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Suriah Ahmad al-Shara, yang turut hadir dalam forum tersebut.

Dalam pertemuan itu, Erdogan menegaskan bahwa Turki tidak akan membiarkan kekacauan baru muncul di Suriah.

Turki juga akan terus berperan aktif dalam upaya diplomasi demi mengangkat sanksi internasional terhadap negara tetangganya tersebut.

Kunjungan Ahmad al-Sharaa ke Antalya merupakan yang kedua kalinya sejak ia menjabat. Sebelumnya, ia sempat berkunjung ke Ankara pada awal Februari lalu.

Sementara itu, sehari sebelumnya, perwakilan Suriah di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan Israel.

Tindakan Israel dinilai sebagai intervensi dalam urusan domestik Suriah serta pencurian sumber daya air.

Dalam sidang Dewan Keamanan PBB, Perwakilan tetap Suriah, Qusai al-Dhahhak, menyatakan bahwa negaranya menolak segala bentuk pelanggaran kedaulatan.

Ia juga menegaskan hak Suriah atas seluruh wilayahnya. Ia mendesak Dewan Keamanan untuk mengambil langkah tegas terhadap agresi Israel.

“Damaskus menegaskan kembali haknya yang sah untuk menguasai seluruh wilayah nasional dan menolak semua bentuk campur tangan asing,” tegas al-Dhahhak.

Dalam laporan terpisah, tercatat bahwa Israel meluncurkan sekitar 80 serangan udara ke lima provinsi di Suriah pada Maret lalu.

Serangan tersebut menyasar berbagai instalasi militer di wilayah seperti Homs dan pinggiran Damaskus.

Jumlah dan cakupan serangan ini disebut sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, pasukan Israel kerap melakukan penyusupan ke wilayah selatan Suriah, khususnya di sekitar Quneitra dan Daraa, dengan dalih mencari senjata.

Operasi ini dilakukan dari pos-pos militer di zona penyangga sepanjang perbatasan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular