Gedung Putih menyerukan Partai Demokrat untuk menentang rancangan undang-undang bantuan Israel yang diajukan oleh Partai Republik di parlemen.
Namun demikian, setidaknya 46 anggota Partai Demokrat tetap akan menyetujuinya, menurut Axios pada Kamis (8/1).
Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Selasa (6/2) menolak rancangan undang-undang yang diusulkan oleh Partai Republik yang akan memberikan dana sebesar $17,6 miliar kepada Israel.
Jumlah suara mencapai 250 menolak berbanding 180 yang menyetujui.
Akhirnya RUU untuk memberikan lebih banyak bantuan militer kepada Israel gagal disetujui.
RUU Israel ini muncul ketika Gedung Putih condong untuk memberikan bantuan kepada Ukraina senilai US$ 60 miliar dan Israel US$ 20 miliar.
Gedung Putih juga ini menyediakan dana baru untuk keamanan perbatasan AS-Meksiko dan warga sipil Palestina, bukan hanya memberikan bantuan kepada Israel saja.
Para pemimpin Partai Demokrat di DPR menyebut RUU bantuan Israel sebagai “upaya yang sangat jelas dan sinis” untuk melemahkan paket yang lebih besar.
“Itu merupakan pemungutan suara yang sangat sulit bagi sebagian besar orang,” kata anggota DPR AS Lois Frankel dari Partai Demokrat.
“Sebagian besar anggota Partai Demokrat mendukung Israel,” sambung Frankel.
Selain mengancam akan melakukan veto, Presiden AS Joe Biden juga menyerukan Partai Demokrat untuk melobi agar memberikan suara “tidak”, menurut berbagai sumber.
Adanya 46 anggota parlemen Partai Demokrat yang tetap menyetujui RUU itu menunjukkan adanya sejumlah faksi di partai tersebut yang benar-benar mendukung Israel dengan segala kekejamannya.
Seseorang pemimpin senior Demokrat mengatakan kepada Axios bahwa adanya keterpecahan anggotanya menyikapi ini.
Anggota Partai Demokrat lainnya menunjuk pada kelompok-kelompok pro-Israel seperti AIPAC yang sangat agresif untuk mempengaruhi anggotanya.
Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries ketika ditanya tentang perpecahan Partai Demokrat, menjawab dengan menunjuk pada kegagalan RUU tersebut.
“Apa hasil dari upaya legislatif Partai Republik kemarin?”
Anggota parlemen Partai Demokrat Haley Stevens yang mendukung RUU tersebut mengatakan Israel kini berada dalam posisi sulit.
“Saya menghormati visi presiden namun sebagai anggota Kongres dari kalangan minoritas di saat-saat paling sulit di Israel, yang saya miliki hanyalah suara saya,” ucapnya.