Delegasi dari Hamas bertemu dengan utusan tinggi Rusia pada Jumat untuk membahas kemungkinan tercapainya gencatan senjata permanen di Gaza.
Kelompok perlawanan Palestina tersebut menyatakan bahwa mereka bertemu dengan Mikhail Bogdanov, utusan khusus Rusia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, di Doha, Qatar.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas cara-cara untuk mencapai gencatan senjata permanen dan mekanisme untuk mengatasi perkembangan regional yang sedang berlangsung.
Kedua pihak juga membahas pembentukan “komite dukungan komunitas Palestina,” yang diharapkan dapat mengelola Gaza setelah serangan Israel.
Bogdanov menegaskan sikap tegas Rusia dalam mendukung hak-hak Palestina dan menekankan perlunya gencatan senjata segera serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Hamas pada Kamis mengumumkan bahwa mereka telah menerima proposal Mesir untuk membentuk komite bersama Palestina yang akan mengelola Gaza setelah perang.
Hamas menyatakan persetujuannya terhadap proposal Mesir untuk membentuk komite dukungan komunitas yang akan beroperasi melalui mekanisme nasional yang inklusif.
Pada bulan Oktober 2023, Israel melancarkan serangan mematikan ke Gaza setelah serangan Hamas, yang mengakibatkan lebih dari 44.600 korban tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta hampir 106.000 orang terluka.
Tahun kedua kekerasan ini telah menuai kecaman internasional yang semakin meningkat, dengan banyak pejabat dan organisasi mengkritik serangan tersebut serta pemblokiran bantuan sebagai upaya yang disengaja untuk menghancurkan populasi Gaza.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional terkait dengan perang mematikan mereka di Gaza.