Wednesday, March 26, 2025
HomeBeritaHamas: Begini kami bentuk kembali sel dan taktik cegah penjajah di Gaza

Hamas: Begini kami bentuk kembali sel dan taktik cegah penjajah di Gaza

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, meningkatkan nada ancamannya terhadap Jalur Gaza dengan mengeluarkan peringatan melalui pesan video.

Ia menyebut sebagai “peringatan terakhir sebelum kehancuran total” jika Hamas tidak membebaskan para tahanan Israel.

Ancaman Katz itu bertepatan dengan pengumuman tentara pendudukan Israel yang memulai operasi darat di utara dan selatan Jalur Gaza.

Hal ini setelah mereka melanggar perjanjian gencatan senjata dan melancarkan serangan udara mendadak pada 18 Maret 2024.

Serangan itu menyebabkan ratusan warga Gaza tewas, termasuk para pemimpin politik dan pemerintah.

Sehingga muncul pertanyaan: Bagaimana bentuk perlawanan setelah Israel melanjutkan operasi darat skala besar di Gaza?

“Taktik penyergapan”

Sumber khusus dari faksi perlawanan Palestina mengatakan kepada Al Jazeera Net bahwa mereka telah merancang ulang strategi lapangan untuk menghadapi tentara pendudukan.

Mereka memanfaatkan pengalaman panjang dari 470 hari konfrontasi langsung sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Menurut sumber tersebut, perlawanan akan menerapkan strategi pertahanan yang lebih fleksibel dan efektif.

Mereka menggabungkan pengalaman lapangan yang luas dengan metode perang gerilya, dalam lingkungan operasional yang telah mereka sesuaikan untuk menguntungkan mereka.

Strategi ini didasarkan pada pelajaran dari perang sebelumnya. Kelompok-kelompok pejuang menyerang tentara setelah mereka bermarkas di area mana pun yang mereka masuki di Gaza.

Perlawanan akan menyerap gerak maju pasukan Israel, yang biasanya didahului dengan serangan udara intensif dan zona tembak yang luas.

Sumber itu menegaskan bahwa pertempuran berikutnya tidak akan konvensional. Kelompok-kelompok bersenjata akan melancarkan serangan mendadak terhadap tentara pendudukan dari arah yang tidak terduga.

Mereka akan menggunakan taktik penyergapan tingkat lanjut di belakang garis pertahanan Israel.

Ini mengingatkan pada serangan di Beit Hanoun dan wilayah utara Gaza. Mereka berhasil menimbulkan kerugian besar bagi pasukan Israel.

Sebelumnya, Israel mengira telah menghancurkan perlawanan setelah beberapa kali menghancurkan wilayah tersebut.

Menganalisis strategi kepala staf baru Israel

Faksi perlawanan tidak mengabaikan potensi taktik militer yang mungkin diterapkan oleh Kepala Staf Israel yang baru, Eyal Zamir. Terutama karena pengalamannya sebelumnya di Korps Lapis Baja.

Ia diperkirakan akan mengerahkan pasukan dalam jumlah besar ke Gaza jika Israel memutuskan untuk memperluas operasi darat.

Menurut sumber itu, perlawanan akan mengandalkan unit kecil yang sangat mobile di medan perang, memungkinkan mereka untuk bergerak dengan aman.

Selain itu, mereka akan menggunakan taktik penyergapan yang dilengkapi dengan bahan peledak.

Bahan peledak itu sebelumnya terbukti efektif dalam menargetkan perwira dan tentara Israel di daerah yang mereka masuki.

Sebelumnya, perlawanan telah menggunakan peluru dan bom Israel yang tidak meledak untuk membuat alat peledak improvisasi (IED). Sesuai dengan strategi perlawanan saat ini.

Strategi itu adalah bersembunyi tanpa bentrokan langsung dengan tentara. Menunggu momen yang tepat untuk menyerang dengan presisi tinggi, guna memaksimalkan kerugian bagi Israel.

Perlawanan juga telah melakukan analisis mendalam terhadap taktik tentara reguler Israel maupun pasukan cadangan dalam perang sebelumnya.

Mereka menemukan kelemahan utama Israel, terutama dalam hal moral tempur dan kurangnya pengalaman bertempur di daerah perkotaan dan terowongan.

Berdasarkan pemantauan terhadap perilaku pasukan Israel, perlawanan menyimpulkan bahwa motivasi tentara Israel untuk bertempur telah menurun secara signifikan.

Ini terjadi karena lamanya perang tanpa keberhasilan mencapai tujuan yang telah diumumkan.

Seperti menghancurkan kemampuan perlawanan, membebaskan tawanan, dan mencapai kemenangan militer yang nyata.

Selain itu, militer Israel sendiri semakin frustrasi dengan kebijakan politik pemerintah Netanyahu, yang tampaknya tidak memiliki strategi politik yang jelas untuk perang ini.

Hal ini membuat mereka tidak siap untuk kehilangan lebih banyak tentara dalam pertempuran terbuka yang tidak memiliki arah politik yang pasti.

“Menawan tentara”

Faksi perlawanan tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan semua jenis senjata yang mereka produksi secara lokal dalam pertempuran langsung dengan tentara pendudukan.

Mereka telah berhasil mengganggu pasukan Israel yang bermarkas di Gaza dengan serangan roket jarak pendek. Tujuannya untuk mengacaukan strategi logistik dan pergerakan tentara.

Perlawanan juga mengandalkan pengalaman mereka dalam bertahan dan menyamar, yang ditakuti oleh Israel.

Israel khawatir akan terjebak dalam perang gerilya jangka panjang yang menguras sumber daya mereka.

Sumber tersebut mengungkapkan bahwa para pejuang perlawanan tidak akan melewatkan kesempatan untuk menangkap tentara Israel, baik dalam keadaan hidup maupun mati.

Mereka akan menggunakan para tawanan sebagai alat tekanan militer dan politik, yang akan semakin meningkatkan tekanan internal di Israel dan memperumit negosiasi politik serta strategi militer Israel di Gaza.

Hal ini terlihat jelas dalam video yang dirilis oleh Brigade Al-Qassam, yang menunjukkan pejuangnya menyeret mayat seorang tentara Israel ke dalam terowongan, selama pertempuran di Kamp Jabalia pada Mei 2024.

Situs berita berbahasa Ibrani, Hadashot Bazman, menanggapi klaim bahwa Hamas telah dilemahkan atau dihancurkan.

“Mereka yang percaya bahwa Hamas telah dibubarkan sedang hidup dalam ilusi,” katanya.

Situs itu menambahkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, Hamas telah melanjutkan produksi roket. Lebih buruk lagi, mereka telah menggunakan bom Israel yang tidak meledak sebagai bahan peledak untuk serangan mereka.

“Hamas masih mempertahankan kemampuannya. Mereka belum meningkatkan tingkat serangan mereka secara besar-besaran, tetapi mereka telah siap untuk operasi besar tentara Israel di Gaza. Jangan percaya laporan yang mengatakan bahwa Hamas telah dilemahkan atau terintimidasi,” kata situs itu.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular