Thursday, May 15, 2025
HomeBeritaHamas kecam eskalasi serangan Israel di Gaza, tuduh Netanyahu sabotase upaya gencatan...

Hamas kecam eskalasi serangan Israel di Gaza, tuduh Netanyahu sabotase upaya gencatan senjata

Hamas mengecam keras serangkaian serangan udara terbaru Israel di Jalur Gaza yang menewaskan puluhan warga sipil.

Dalam pernyataan resminya pada Rabu (15/5), Hamas menuding Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sengaja meningkatkan kekerasan terhadap warga sipil untuk menggagalkan upaya mediasi internasional guna mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

“Penembakan rumah-rumah yang dihuni warga dan pembantaian massal terhadap penghuninya merupakan tindakan brutal dan fasis yang tidak akan membawa Netanyahu—penjahat perang itu—menuju bentuk kemenangan apa pun,” demikian pernyataan Hamas.

Mereka menilai bahwa Netanyahu tengah merusak inisiatif para mediator demi kepentingan politik pribadinya.

Sejak Rabu dini hari, militer Israel melancarkan serangan intensif, terutama di wilayah utara Jalur Gaza, yang dikenal padat penduduk.

Hamas menyebut bahwa serangan ini merupakan bagian dari perang genosida sistematis terhadap warga sipil yang tidak bersenjata.

Kelompok tersebut menyerukan kepada masyarakat internasional, serta negara-negara Arab dan Islam, untuk segera bertindak.

Hamas meminta tekanan maksimal dilakukan terhadap pemerintah Israel guna menghentikan apa yang mereka sebut sebagai perang pemusnahan yang kian menggila.

Sumber medis kepada Al Jazeera menyampaikan bahwa sedikitnya 80 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel sejak Rabu dini hari.

Dari jumlah itu, 58 korban jiwa berasal dari Gaza bagian utara, termasuk di dalamnya Kota Gaza yang selama ini menjadi pusat padat pengungsi.

Laporan harian Kementerian Kesehatan Gaza sebelumnya mencatat bahwa sejak awal perang pada Oktober 2023, total korban tewas telah mencapai 52.928 jiwa. Sementara itu, jumlah korban luka kini tercatat sebanyak 119.846 orang.

Ancaman evakuasi

Di tengah meningkatnya kekerasan, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Gaza mengungkapkan bahwa militer Israel kembali mengeluarkan ancaman evakuasi kepada warga sipil.

Ancaman itu ditujukan kepada penduduk di wilayah selatan dan barat Kota Gaza—lokasi yang selama ini dianggap aman dan menjadi tempat berlindung ribuan pengungsi.

Pemerintah Gaza menyebut bahwa klaim militer Israel soal alasan keamanan sebagai dalih palsu dan tidak berdasar, serta bagian dari strategi untuk melegitimasi kejahatan pengusiran paksa terhadap warga yang tengah berlindung di rumah-rumah mereka.

Akibat pengumuman tersebut, sejumlah pasien dan korban luka terpaksa dievakuasi dari Kompleks Medis Al-Shifa di barat Kota Gaza, setelah kawasan itu juga masuk dalam peta baru wilayah evakuasi yang dirilis oleh militer Israel.

Tak hanya itu, area sekitar rumah sakit juga dilaporkan menjadi sasaran serangan udara, memicu kepanikan di kalangan perempuan dan anak-anak.

Ironisnya, wilayah barat Kota Gaza sebelumnya dikategorikan oleh militer Israel sebagai “zona aman”, dan oleh karena itu menjadi titik konsentrasi pengungsi paling padat selama beberapa bulan terakhir.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular