Kelompok Palestina Hamas mengutuk serangan Israel di Suriah dan Lebanon serta serangan udara AS di Yaman pada hari Minggu, demikian laporan Anadolu.
Menurut penyiar publik Israel, KAN, militer Israel telah melancarkan lebih dari 200 serangan udara di Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza dalam dua hari terakhir.
Serangan tersebut terjadi saat AS memperkuat serangan udaranya terhadap target Houthi di Yaman sebagai respons atas serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal di Laut Merah, yang menyebabkan setidaknya 79 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka.
Hamas menyatakan bahwa serangan-serangan ini “merupakan kelanjutan dari agresi yang berlangsung terhadap rakyat Palestina kami di Gaza dan Tepi Barat serta pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara-negara dan hukum internasional.”
Lebih lanjut, Hamas menyebutkan, “Eskalaasi ini terjadi bersamaan dengan pembantaian harian di Jalur Gaza dan kejahatan pendudukan (Israel) di Tepi Barat,” serta menyerukan tindakan bersama dari dunia Arab dan Islam “untuk mengakhiri kesombongan musuh dan kejahatan-kejahatannya yang terus berlanjut.”
Sejak Selasa, lebih dari 700 orang Palestina tewas dan lebih dari 1.000 terluka akibat kampanye udara mendadak yang dilancarkan Israel di Gaza, yang menghancurkan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan yang tercapai pada Januari.
Sejak Oktober 2023, hampir 50.000 orang Palestina tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 113.000 terluka akibat serangan militer Israel yang brutal di Gaza.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November lalu terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional terkait perang terhadap wilayah tersebut.