Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Sabtu menegaskan komitmennya untuk menghentikan serangan Israel di Gaza. Mereka menyatakan terbuka untuk inisiatif yang bertujuan menghentikan agresi, asalkan tetap menghormati hak dan aspirasi rakyat Palestina.
Hamas tidak menanggapi klaim media Israel, Walla, yang menyebutkan bahwa Tel Aviv mengajukan proposal baru minggu lalu untuk membebaskan sekitar 100 sandera Israel yang ditahan Hamas, bersamaan dengan kesepakatan gencatan senjata.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, menyatakan bahwa kesepakatan pertukaran sandera antara Hamas dan Israel hampir tercapai, meskipun belum ada konfirmasi resmi.
Hamas juga menegaskan bahwa rakyat Palestina memiliki hak penuh untuk menentukan masa depan mereka dan menolak proyek internasional atau Zionis yang bertujuan mengatur masa depan Gaza sesuai dengan kepentingan Israel.
Selain itu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional.