GAZA CITY
Pemimpin Gerakan Hamas Ismail Haniyah mengingatkan para mediator, meningkatnya serangan Israel di seluruh wilayah Jalur Gaza akan mengembalikan negosiasi genjatan senjata kembali “ke titik nol.”
Dalam pernyataan resmi Hamas yang dilansir kantor berita Anadolu Agency, Selasa (9/7), Haniyah berpesan kepada mediator dari Qatar dan Mesir, akan ada konsekuensi dari serangan Israel di Kota Gaza, Rafah, dan seluruh wilayah Jalur Gaza.
Haniyah menegaskan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan tentaranya bertanggung jawab sepenuhnya atas gagalnya negosiasi gencatan senjata.
Sejak Ahad (7/7), pasukan Israel telah memaksa warga Palestina di Kota Gaza di utara Jalur Gaza untuk berpindah ke kota Deir al-Balah di bagian tengah Jalur Gaza.
Eksodus ribuan warga akibat peningkatan serangan pasukan Israel di seluruh Gaza menimbulkan banyak korban tewas.
Kepada Inteligen Shin Bet Israel, Ronen Bar dan Direktur CIA Willam Burns tiba di Mesir pada Senin (8/7) untuk meneruskan negosiasi genjatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.
Media Israel juga melaporkan, Kepala Mossad Israel David Barnea akan berkunjung ke Qatar pada Rabu untuk bertemu Perdana Menteri Qatar Sheikh Muhammad bib Abdulrahman Al-Thani, Direktur CIA Willam Burns, dan Kepala bandan intelijen Mesir Abbas Kamel.
Selama berbulan-bulan negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel galal karena penolakan sepihak oleh PM Benjamin Netanyahu.
Aksi Israel yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata, telah mendapatkan kecaman insternasional, karena aksi balasan Israel yang brutal ke Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Lebih dari 38,150 warga palestina tewas, kebanyakan wanita dan anak-anak, serta lebih dari 87,800 lebih luka-luka, menurut data kementerian kesehatan di Gaza.
Sembilan bulan berlalu sejak serangan Israel ke Gaza yang menghancurkan mayoritas bangunan di Jalur Gaza, dan semakin mempersulit keadaan di sana akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.