Hizbullah mengeluarkan pernyataan pertama pada Rabu setelah gencatan senjata antara Lebanon dan Israel diberlakukan, menegaskan kesiapan mereka untuk menghadapi agresi Israel di masa depan, lansir Anadolu.
“Kekuatan kami akan tetap siap untuk menghadapi ambisi dan agresi musuh Israel,” bunyi pernyataan itu yang dikeluarkan 17 jam setelah kesepakatan tersebut mulai berlaku.
Kelompok tersebut juga berjanji untuk memantau secara ketat penarikan pasukan Israel dari selatan Lebanon.
“Mata pejuang kami akan tetap fokus pada pergerakan dan penarikan musuh di luar perbatasan, dan tangan mereka akan tetap siap di pelatuk untuk membela kedaulatan Lebanon,” tambah pernyataan itu.
Kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada Rabu pagi untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung lebih dari 14 bulan antara tentara Israel dan Hizbullah.
Israel akan menarik pasukannya dari selatan Garis Biru secara bertahap, sementara tentara Lebanon akan ditempatkan di selatan Lebanon dalam waktu tidak lebih dari 60 hari, sesuai dengan ketentuan kesepakatan tersebut.
Kesepakatan antara Israel dan Lebanon ini diberlakukan beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden mengungkapkan bahwa proposal untuk mengakhiri konflik telah tercapai, dengan harapan gencatan senjata ini dapat menghentikan serangan udara Israel terhadap kota-kota di Lebanon dan mengakhiri pertempuran lintas perbatasan yang berlangsung lebih dari setahun.
Lebih dari 3.800 orang dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Lebanon dan hampir 1 juta orang mengungsi sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Lebanon.