Kelompok Houthi Yaman mengumumkan pada Sabtu malam bahwa pasukan angkatan laut mereka telah menargetkan sebuah kapal logistik milik Amerika Serikat (AS).
Kapal tersebut berafiliasi dengan kapal induk “USS Truman” menggunakan rudal balistik di Laut Merah.
Hal itu disampaikan juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
“Pasukan rudal dan pesawat tak berawak terlibat dalam pertempuran dengan sejumlah kapal perang Amerika, termasuk kapal induk Truman,” katanya.
Ia menambahkan bahwa operasi penyerangan yang berlangsung selama beberapa jam itu berhasil menghambat Amerika dari melancarkan serangan agresif ke negara kami selama periode tersebut.
Saree menjelaskan bahwa pasukan angkatan laut kelompok tersebut menargetkan kapal logistik milik kapal induk Truman dengan rudal balistik di Laut Merah.
Ia juga menekankan bahwa angakatan bersenjata (Houthi) akan terus melaksanakan operasi dukungan.
“Dan pertahanan hingga agresi terhadap Gaza dihentikan dan blokade terhadapnya dicabut,” imbuhnya.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Komando Pusat AS (CENTCOM) menulis di platform X bahwa personel militer dari gugus tugas kapal induk USS Harry S. Truman berada di posisi mereka.
“Dan terus melakukan operasi sepanjang waktu terhadap Houthi yang didukung Iran,” tulisnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara itu, saluran “Al-Masirah” milik Houthi melaporkan bahwa seorang warga sipil tewas dan 4 lainnya terluka pada Sabtu malam.
Hal itu disebabkan serangan udara oleh jet tempur AS di kota Saada, Yaman utara, yang menargetkan sebuah toko dan rumah tinggal.
Pesawat tempur AS juga melancarkan dua serangan tambahan di wilayah Kahlan, Saada, menurut kantor berita Saba versi Houthi. Meskipun tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan, termasuk apakah ada korban jiwa.
Sejak 15 Maret lalu, kantor berita Anadolu mencatat ratusan serangan udara AS di Yaman. Menurut data Houthi telah menyebabkan kematian 67 warga sipil dan melukai sedikitnya 146 lainnya, termasuk anak-anak dan perempuan. Angka ini tidak termasuk korban dari kalangan pasukan Houthi.
Statistik tersebut juga tidak mencakup laporan Houthi pada Sabtu mengenai “puluhan” korban tewas dan terluka akibat serangan udara AS di provinsi Al-Hudaydah (barat).
Serangan menargetkan warga yang sedang merayakan Idul Fitri. Tidak disebutkan tanggal atau jumlah pasti korban.
Serangan udara Amerika ini menyusul perintah dari Presiden Donald Trump kepada militer AS untuk melancarkan “serangan besar” terhadap kelompok Houthi di Yaman. Trump bahkan mengancam akan “menghapus total Houthi.”
Namun, kelompok Houthi mengabaikan ancaman Trump dan terus melanjutkan serangan terhadap sasaran di dalam Israel serta kapal-kapal yang menuju ke sana di Laut Merah.
Sebagai respons atas dimulainya kembali perang pemusnahan oleh Israel terhadap warga Palestina di Gaza sejak 18 Maret lalu.
Dengan dukungan penuh dari AS, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah mengakibatkan lebih dari 165.000 warga Palestina tewas atau terluka. Sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 11.000 orang dilaporkan hilang.