Thursday, July 3, 2025
HomeBeritaIni proposal gencatan senjata AS untuk hentikan genosida Gaza

Ini proposal gencatan senjata AS untuk hentikan genosida Gaza

Amerika Serikat mengusulkan kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari antara Israel dan Gerakan Hamas, dengan jaminan langsung dari Presiden AS Donald Trump untuk menjamin keberlangsungan kesepakatan tersebut.

Usulan ini merupakan bagian dari upaya diplomatik terbaru yang dilaporkan telah secara resmi disampaikan kepada Hamas melalui saluran-saluran diplomatik, sebagaimana dikutip dari sumber-sumber terpercaya kepada saluran Al-Ghad, Rabu (3/7/2025).

Dalam rancangan usulan tersebut, gencatan senjata akan disertai dengan jadwal pembebasan tahanan dan penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah-wilayah tertentu di Jalur Gaza. Usulan itu juga membuka ruang bagi negosiasi gencatan senjata permanen dengan melibatkan aktor-aktor internasional.

Jadwal pembebasan tahanan dan jpenazah

Rencana pembebasan yang diajukan pihak Amerika terdiri dari pertukaran tahanan hidup dan penyerahan jenazah warga Israel yang ditahan Hamas. Rinciannya sebagai berikut:

  • Hari pertama: Pembebasan 8 tahanan hidup oleh Hamas.
  • Hari ketujuh: Penyerahan 5 jenazah.
  • Hari ke-30: Penyerahan 5 jenazah tambahan.
  • Hari ke-50: Pembebasan 2 tahanan hidup terakhir.
  • Hari ke-60: Penyerahan 8 jenazah yang tersisa.

Seluruh proses pertukaran ini dirancang berlangsung secara tertutup, tanpa upacara atau publikasi besar-besaran, guna menjaga situasi tetap kondusif di lapangan.

Penarikan pasukan dan bantuan kemanusiaan

Pada hari pertama implementasi, setelah pembebasan tahanan tahap awal, pasukan Israel disebut akan mulai menarik diri dari wilayah tertentu di Gaza utara, berdasarkan peta yang disepakati bersama. Penarikan serupa juga akan dilakukan di wilayah selatan pada hari ketujuh setelah penyerahan jenazah. Proses teknis penetapan batas-batas penarikan akan melibatkan tim khusus yang bekerja paralel dengan jalannya perundingan.

Bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar juga akan mulai disalurkan sejak hari pertama, melibatkan koordinasi langsung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Bulan Sabit Merah. Penyaluran bantuan ini disebut akan mengikuti kesepakatan tanggal 19 Januari lalu.

Empat pokok bahasan gencatan senjata permanen

Usulan ini mencakup jaminan terhadap kesungguhan dan komitmen Donald Trump dalam mendukung kesepakatan. Jika perundingan berhasil dalam masa jeda ini, maka akan mengarah pada penghentian permanen konflik.

  1. Pertukaran seluruh tahanan yang tersisa dari kedua belah pihak.
  2. Pengaturan keamanan jangka panjang di Jalur Gaza.
  3. Penanganan situasi “pasca-konflik” dan rekonstruksi.
  4. Deklarasi resmi penghentian permanen permusuhan.

Jaminan Donald Trump

Yang menarik, usulan ini menyebut secara eksplisit nama Donald Trump sebagai penjamin utama keberlangsungan kesepakatan. Trump disebut akan secara langsung mengumumkan tercapainya kesepakatan dan menyampaikan komitmen AS dalam mendukung proses perdamaian berkelanjutan.

Sebagai bagian dari implementasi, Hamas juga diwajibkan untuk menyerahkan informasi rinci terkait semua tahanan yang masih mereka kuasai, termasuk status hidup atau wafat serta dokumen medis resmi, selambat-lambatnya pada hari ke-10. Sebagai imbal balik, Israel akan menyerahkan data lengkap mengenai semua tahanan Palestina yang ditangkap sejak 7 Oktober 2023.

Proses negosiasi akan difasilitasi oleh tiga negara penengah: Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat. Ketiga negara ini akan memberikan jaminan politik dan logistik atas keseriusan serta kesinambungan perundingan sepanjang masa jeda berlangsung.

Jika selama periode ini perundingan mencapai kesepakatan akhir, seluruh tahanan yang masih tersisa dari kedua pihak akan dibebaskan, dan perang di Gaza akan secara resmi diakhiri. Untuk mengelola perundingan intensif ini, Steve Witkoff—seorang tokoh bisnis dan penasihat dekat Trump—akan ditunjuk sebagai pemimpin tim negosiasi.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular