Kepala politik Hamas, Ismail Haniyah, tewas awal pekan ini akibat proyektil jarak pendek yang diluncurkan dari luar kediamannya di Teheran, menurut pernyataan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu, (3/) IRGC menyatakan, hasil penyelidikan sementara ini menunjukkan, serangan terhadap Haniyah “dilakukan dengan menembakkan proyektil jarak pendek yang membawa sekitar 7 kg bahan peledak dan diluncurkan dari luar tempat Haniyah menginap.”
IRGC menambahkan, Israel akan menerima “hukuman berat pada waktu dan tempat yang tepat” atas pembunuhan Haniyah, yang menurut mereka, “didukung oleh pemerintah kriminal” Amerika Serikat.
Israel belum mengonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya. Sementara AS menyatakan bahwa mereka “tidak mengetahui atau terlibat” dalam pembunuhan Haniyah, yang bisa memperburuk konflik di Timur Tengah di tengah perang Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza.
Pemimpin perjuangan Palestina itu terbunuh bersama pengawalnya di satu rumah tamu pemerintah Iran di Teheran pada dini hari Rabu.
Haniyah pergi ke ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian yang baru terpilih sebagai presiden Iran.
Menurut analis keamanan H. A. Hellyer, narasi yang akan diadopsi Iran untuk menggambarkan metode pembunuhan Ismail Haniyah akan menentukan eskalasi terhadap Israel.
“Belum jelas bagaimana dia dibunuh dan kesimpulan apa pun dalam hal ini akan memiliki dampak serius terhadap jenis eskalasi yang akan datang dan narasi apa yang akan diproduksi,” kata Hellyer kepada Al Jazeera.
Mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, termasuk sumber Timur Tengah dan Iran, sejumlah media Barat sebelumnya melaporkan bahwa Haniyah tewas akibat bom yang dipasang beberapa bulan lalu di tempat tinggalnya di Teheran.
“Ada perbedaan antara dua jenis skenario ini,” kata Hellyer, menambahkan bahwa misil akan menunjukkan bahwa “telah terjadi pelanggaran keamanan dalam hal mengetahui tepat di mana harus menyerang, tetapi ini adalah pelanggaran keamanan yang berbeda jika bom diselundupkan ke dalam Iran.”
Jurnalis Al Jazeera, Resul Sardar, mengatakan bahwa meskipun ada “perang narasi” tentang bagaimana Haniyah dibunuh, versi mana pun menunjukkan kegagalan layanan keamanan Iran.
“Sangat jelas bahwa Iran telah kalah dalam hal perang elektronik dan dalam hal sinyal dan komunikasi yang disadap,” katanya.
Pada Jumat, ribuan orang menghadiri salat jenazah Haniyah di sebuah masjid di ibu kota Qatar, Doha, tempat kepala Hamas tersebut tinggal bersama anggota kantor politik kelompok itu.
Pembunuhan Haniyah terjadi beberapa jam setelah komandan tertinggi Hezbollah, Fuad Shukr, tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, lima warga sipil—tiga wanita dan dua anak—juga tewas dalam serangan tersebut.
Sejak perang di Gaza dimulai, kelompok yang didukung Iran ini telah terlibat dalam baku tembak hampir setiap hari dengan pasukan Israel, menyatakan bahwa mereka menargetkan posisi militer di perbatasan.
Iran mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka mengharapkan Hezbollah untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Israel dan tidak lagi terbatas pada sasaran militer setelah Israel membunuh komandan militer Hezbollah tersebut.
Israel mengatakan Shukr bertanggung jawab atas tembakan roket yang menewaskan 12 remaja di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dan telah mengarahkan serangan Hezbollah ke Israel.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan hampir 40.000 orang tewas dan hampir seluruh penduduk 2,3 juta orang terpaksa mengungsi, yang menyebabkan para ahli PBB menyebutnya sebagai kelaparan di wilayah tersebut. Perang ini dimulai sebagai respons atas serangan yang dipimpin Hamas terhadap komunitas dan pos militer Israel pada 7 Oktober, di mana 1.139 orang tewas dan sekitar 250 orang ditawan.
Dalam beberapa bulan terakhir, Hamas dan Israel terlibat dalam pembicaraan gencatan senjata yang bertujuan untuk mengakhiri pembunuhan di Gaza dan membebaskan para tawanan Israel dengan imbalan ribuan tahanan Palestina.
Baca juga: Kata-kata terakhir Haniyah, “Jika seorang pemimpin pergi, yang lain akan muncul”
Baca juga: Delegasi Israel tiba di Mesir untuk bahas negosiasi