Perdana Menteri Irlandia Utara, Michelle O’Neill tidak akan menghadiri perayaan Hari Santo Patrick di Gedung Putih. Hal itu sebagai protes terhadap sikap Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkait Gaza.
Demikian dilaporkan Aljazeera.net pada Jumat (21/2).
“Hati kita semua hancur saat menyaksikan penderitaan rakyat Palestina dan pernyataan terbaru Presiden AS tentang pengusiran massal rakyat Palestina dari Gaza, sesuatu yang tidak bisa saya abaikan,” katanya dalam konferensi pers.
Sementara itu, pemimpin partai oposisi Irlandia (Sinn Féin), Mary Lou McDonald, juga menyatakan tidak dapat mengunjungi Washington.
“Selama ada ancaman pengusiran massal rakyat Palestina,” ujarnya.
McDonald mengatakan partainya memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan keberatan.
“Saat kami percaya bahwa pemerintah AS melakukan kesalahan, yang dalam kasus Palestina, adalah sesuatu yang sangat katastrofik (bencana),” imbuhnya.
Trump memicu kemarahan dunia ketika ia mengusulkan agar AS mengambil kendali atas Jalur Gaza setelah mengusir rakyat Palestina secara permanen ke tempat lain.
Pemerintah Irlandia dan politisi oposisi secara tradisional diundang ke Gedung Putih setiap tahun dalam rangka Hari Santo Patrick – hari nasional Irlandia yang dirayakan pada 17 Maret.
Mereka memandang perayaan tersebut sebagai kesempatan untuk menjalin komunikasi diplomatik.