Friday, May 23, 2025
HomeBeritaIroni di Jenin, rombongan diplomat asing disambut peluru Israel

Ironi di Jenin, rombongan diplomat asing disambut peluru Israel

Insiden penembakan terhadap rombongan diplomat dari 32 negara di dekat Kamp Pengungsi Jenin, Tepi Barat, Rabu (21/5) siang waktu setempat, menggemparkan publik Palestina dan komunitas internasional.

Sejumlah pejabat Palestina menyebut tindakan Israel tersebut sebagai kejutan besar yang menggambarkan betapa tak adanya rasa takut atau rambu hukum yang mampu membatasi agresi Israel.

Rombongan diplomatik itu terdiri atas para duta besar, konsul, dan perwakilan negara dari kawasan Arab, Eropa, Asia, dan Amerika Latin, termasuk dari Mesir, Yordania, Maroko, Portugal, China, Austria, Brasil, Bulgaria, Turki, Spanyol, Lithuania, Polandia, Rusia, Jepang, Rumania, Meksiko, Sri Lanka, Kanada, India, Cile, Prancis, dan Inggris, serta perwakilan Uni Eropa.

Delegasi dipimpin oleh penasihat senior Kementerian Luar Negeri Palestina, Ahmad al-Dik.

Tujuan kunjungan adalah untuk meninjau langsung dampak kampanye militer Israel yang telah berlangsung di Jenin sejak Januari lalu.

Operasi bernama “Tembok Besi” itu menyebabkan ribuan warga mengungsi dan infrastruktur kamp hancur lebur.

Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri Palestina, Israel telah diberitahu secara resmi mengenai kunjungan ini sejak 10 hari sebelumnya, termasuk rincian agenda, rute perjalanan, dan titik-titik yang akan dikunjungi, termasuk mendekati pintu masuk Kamp Jenin.

Namun, setelah rombongan mencapai salah satu gerbang besi yang dipasang militer Israel di sisi timur kamp, tembakan dilepaskan ke arah mereka.

“Kami hanya berada di sana sekitar 15 menit, mendengarkan penjelasan dari Gubernur Jenin tentang situasi di lapangan, lalu tiba-tiba tembakan senapan otomatis meletus,” ujar Ahmad al-Dik kepada Al Jazeera Net.

Ia menambahkan bahwa para diplomat mengalami ketakutan luar biasa.

“Untuk pertama kalinya mereka merasakan apa yang warga Palestina alami setiap hari,” imbuhnya.

Respons internasional

Tindakan militer Israel terhadap delegasi diplomatik itu menuai kecaman luas. Negara-negara yang perwakilannya hadir mengecam insiden tersebut dan mendesak Israel memberikan penjelasan.

Sejumlah negara seperti Prancis, Italia, Irlandia, dan Portugal bahkan memanggil duta besar Israel di masing-masing ibu kota.

Sebuah video yang beredar menunjukkan duta besar Maroko sedang memberikan wawancara saat suara tembakan mulai terdengar jelas dari arah kamp.

Terdengar pula suara orang-orang yang panik dan berlari menyelamatkan diri. Insiden ini semakin memperkuat kesan bahwa Israel tidak mengindahkan hukum internasional ataupun norma diplomatik.

Menanggapi kecaman itu, militer Israel mengeluarkan pernyataan bahwa rombongan telah keluar dari rute yang disepakati dan memasuki zona terlarang.

Israel juga mengklaim bahwa dua tentaranya yang melepaskan tembakan ke udara tidak mengetahui keberadaan rombongan diplomat tersebut.

Namun, klaim ini dibantah tegas oleh pihak Palestina, yang menyatakan bahwa rute kunjungan telah disetujui oleh Israel sejak jauh hari.

Simbol dari arogansi

Menurut Ahmad al-Dik, insiden penembakan ini terjadi tidak lama setelah sejumlah negara Barat, termasuk Inggris dan Kanada, menjatuhkan sanksi kepada Israel atas serangan brutalnya di Jalur Gaza.

Ia menyebut tindakan Israel sebagai bentuk pelecehan terhadap komunitas internasional dan perlindungan diplomatik yang semestinya dihormati.

Di mata warga Palestina, tindakan Israel kali ini mencerminkan betapa mereka bertindak tanpa rasa takut akan pembalasan atau sanksi.

“Kalau diplomat asing saja bisa ditembaki, apalagi kami warga biasa,” ujar salah satu warga Jenin.

Para analis politik menilai, kejadian ini membongkar narasi yang selama ini coba dibangun Israel bahwa operasi militer mereka hanya menargetkan kelompok bersenjata.

“Kenyataannya, yang menjadi korban adalah warga sipil dan sekarang bahkan perwakilan negara-negara sahabat,” ujar seorang analis di Ramallah.

Kondisi memburuk

Dalam pertemuan di Kantor Gubernur Jenin, para diplomat menerima pemaparan menyeluruh tentang krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Gubernur Jenin, Kamil Abu Rub, menyampaikan bahwa lebih dari 22.000 orang telah mengungsi dari kamp dan sekitarnya.

Ratusan rumah hancur total dan kerugian langsung ditaksir mencapai 298 juta shekel (sekitar Rp 1,3 triliun).

Sebanyak 40 warga sipil tewas dan 200 lainnya terluka sejak kampanye militer dimulai lima bulan lalu.

Duta Besar Yordania untuk Palestina, Issam al-Bdour, menggambarkan kondisi Jenin sebagai “sangat menyedihkan dan kompleks”.

Ia menyerukan penghentian segera agresi militer Israel untuk memberikan peluang hidup layak bagi rakyat Palestina.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular