Militer Israel pada Senin malam, (14/10) memulai langkah pengacauan sinyal sistem penentuan posisi global (GPS) di sekitar markas Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, kawasan tengah Israel.
Anadolu melaporkan, langkah ini diambil di tengah kekhawatiran adanya serangan balasan dari Iran.
Menurut situs berita Israel, Walla, keputusan tersebut diambil menjelang kemungkinan serangan balasan Iran terhadap Israel.
Hal ini terkait dengan dugaan Israel sedang mempersiapkan serangan terhadap Iran, dan di sisi lain, Teheran diperkirakan akan melakukan serangan balasan.
Israel dilaporkan telah memperketat kesiagaan sistem pertahanan udara untuk menghadapi kemungkinan ini.
Sumber keamanan yang dikutip oleh situs Walla menyebutkan, Amerika Serikat akan turut membantu memperkuat sistem pertahanan udara Israel.
Pada Minggu lalu, Pentagon mengumumkan rencananya untuk mengirimkan sistem pertahanan udara THAAD ke Israel, dengan alasan adanya ancaman yang meningkat dari Iran.
Pada awal Oktober, Iran meluncurkan sekitar 180 misil sebagai bentuk pembalasan atas pembunuhan sejumlah pimpinan Hamas, Hizbullah, dan komandan Garda Revolusi Iran.
Pekan lalu, Israel mengancam akan melakukan serangan balasan yang digambarkan sebagai “mematikan, presisi, dan sangat mengejutkan” terhadap Iran.
Ketegangan di kawasan terus meningkat akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 42.300 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, setelah serangan Hamas tahun lalu.
Serangan Israel juga merembet ke Lebanon, di mana Israel melancarkan serangan udara yang mematikan di negara tersebut. Agresi itu menewaskan lebih dari 1.500 orang dan melukai lebih dari 4.500 orang sejak 23 September.
Meskipun peringatan dari masyarakat internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional akibat serangan Israel yang tak henti-hentinya terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv tetap memperluas konflik dengan melancarkan invasi darat ke wilayah selatan Lebanon pada 1 Oktober lalu.
Baca juga: Pasukan perdamaian PBB akan tetap bertahan di Lebanon meski ada ancaman Israel
Baca juga: Serangan udara Israel di rumah sakit Gaza bakar hidup-hidup pasien