Friday, May 23, 2025
HomeBeritaIsrael bebaskan sejumlah tahanan Gaza setelah berbulan-bulan ditahan

Israel bebaskan sejumlah tahanan Gaza setelah berbulan-bulan ditahan

Israel membebaskan sejumlah warga Palestina yang sebelumnya ditahan selama berbulan-bulan dalam operasi militer di Jalur Gaza.

Para tahanan yang dibebaskan pada Kamis (22/5/2025) malam itu dilaporkan tiba di Gaza dalam kondisi kesehatan yang memprihatinkan, sebagian di antaranya mengalami luka akibat penyiksaan di dalam tahanan.

Menurut keterangan Kantor Informasi Urusan Tahanan Palestina, para tahanan tersebut dibebaskan melalui pos pemeriksaan Kussufim dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha di Deir al-Balah, wilayah tengah Jalur Gaza.

Salah satu tahanan yang disebutkan namanya adalah Ayman Faris Amin Shuheiber, namun rincian lebih lanjut mengenai jumlah tahanan atau kondisi mereka belum diungkap secara resmi.

Pembebasan ini merupakan bagian dari gelombang pembebasan berkala yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yang ditangkap sejak pecahnya perang besar di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Sejak saat itu, ribuan warga sipil Palestina dilaporkan ditangkap dan ditahan secara rahasia oleh otoritas Israel.

Laporan dari Klub Tahanan Palestina pada 17 April lalu mengungkapkan bahwa para tahanan Gaza ditahan dalam kondisi yang sangat buruk dan penuh tekanan psikologis serta fisik, yang diduga disengaja untuk menimbulkan penderitaan maksimal.

“Para tahanan menghadapi kondisi penahanan yang kejam dan mengerikan, dengan tujuan untuk menciptakan kerusakan semaksimal mungkin terhadap mereka,” demikian pernyataan resmi Klub Tahanan Palestina.

Pembebasan tahanan terbaru ini bukan bagian dari kesepakatan resmi, melainkan dilakukan di luar mekanisme pertukaran yang sebelumnya sempat dijalankan.

Dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang berlaku pada 19 Januari 2025 lalu, Israel membebaskan ratusan warga Gaza sebagai imbal balik atas pembebasan sejumlah warga Israel yang ditahan di wilayah tersebut.

Namun, kesepakatan tersebut berumur pendek. Pada 1 Maret 2025, fase pertama gencatan senjata berakhir, dan hanya Hamas yang tetap berkomitmen terhadap isi kesepakatan.

Israel disebut kembali melancarkan operasi militer besar-besaran pada 18 Maret, melanjutkan serangan intensif di wilayah Gaza.

Sejak dimulainya agresi Israel yang didukung Amerika Serikat itu, lebih dari 175.000 warga Palestina telah menjadi korban, antara lain sebagai syuhada dan korban luka.

Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 11.000 orang dinyatakan hilang.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular