Pasukan pendudukan Israel, Rabu (24/12), menghancurkan tiga rumah milik warga Palestina di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Pada hari yang sama, Israel juga melancarkan operasi penggerebekan dan penangkapan yang menargetkan sedikitnya 24 warga Palestina di berbagai daerah di Tepi Barat.
Operasi ini berlangsung bersamaan dengan penyerbuan sekelompok pemukim Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur.
Militer Israel menghancurkan rumah milik Malik Ismail Salem, warga Palestina yang tewas pada Juli lalu, di Kota Bazzariya, barat laut Kota Nablus, Tepi Barat bagian utara.
Saksi mata menyebutkan, pasukan Israel memasuki kota tersebut dengan didampingi sebuah buldoser militer dan langsung merobohkan rumah tersebut.
Pasukan Israel juga menutup akses masuk ke kota serta jalan penghubung antara Kota Jenin dan Nablus, yang berdampak pada terhentinya aktivitas pendidikan di wilayah itu.
Salem dan seorang warga Palestina lainnya tewas pada 10 Juli lalu setelah ditembak di permukiman Gush Etzion, selatan Bethlehem.
Israel menuduh keduanya melakukan aksi penikaman dan penembakan. Hingga kini, otoritas Israel masih menahan jenazah keduanya.
Selain itu, pasukan Israel juga menghancurkan dua rumah lainnya di kawasan Jabal al-Mukabber, tenggara Yerusalem.
Sumber-sumber lokal menyebutkan bahwa pasukan Israel, didukung kendaraan berat, memasuki lingkungan Al-Sala’ah dan merobohkan dua rumah milik dua bersaudara, Wasim dan Mahmoud Mashahrah.
Gelombang penangkapan
Di Provinsi Salfit, pasukan Israel menangkap tiga pemuda Palestina pada Rabu dini hari.
Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa salah satu di antaranya, Hamza Marwan Buzieh dari Kota Kifl Haris, mengalami luka saat proses penangkapan.
Pasukan Israel juga menangkap Jalal Daoud Ubaid dan Rami Mahmoud Al-Khatib dari Kota Deir Istiya, setelah menggerebek rumah mereka dan mengacak-acak isinya.
Di Qalqilya, pasukan Israel menangkap empat warga Palestina dari Desa Jayyous, sebelah timur kota tersebut.
Penangkapan dilakukan setelah pasukan Israel menggerebek sejumlah rumah warga.
Sumber-sumber lokal menjelaskan bahwa yang ditangkap adalah dua bersaudara, Mohammed dan Thabet Qadumi, ayah mereka Mahmoud Qadumi—mantan tahanan Israel—serta paman mereka, Mohammed Qadumi, setelah rumah-rumah mereka digeledah dan dirusak.
Di Nablus, pasukan Israel menyerang seorang perempuan Palestina dan menangkap enam warga saat menggerebek Kamp Pengungsi Balata, Kamp Askar, dan Kota Beit Iba.
Direktur Pusat Layanan Ambulans dan Gawat Darurat Bulan Sabit Merah Palestina di Nablus, Amid Ahmad, mengatakan bahwa tim medis menangani seorang perempuan berusia 45 tahun yang mengalami luka memar akibat dipukuli pasukan Israel saat penggerebekan di Kamp Askar Baru, timur Nablus.
Sumber-sumber keamanan menyebutkan bahwa pasukan Israel menggerebek sejumlah rumah di Kamp Askar Lama dan menangkap 3 warga, yakni Badr Saadat, Mo’men Abu Muslim, dan Rami Ahmad Ouda.
Pasukan Israel juga menangkap Jad Al-Salhi saat menggerebek Kamp Balata, serta menahan Yasser Hamed Ismail dan Fadl Ismail ketika memasuki Kota Beit Iba, sebelah barat Nablus.
Di Provinsi Bethlehem, pasukan Israel menangkap lima warga Palestina dari berbagai wilayah.
Kantor Berita Palestina melaporkan bahwa mereka yang ditangkap adalah Raghd dan Ammar Shamroukh dari Kamp Pengungsi Dheisheh di selatan, Mohammed Hamad dari Kamp Aida di utara, Nasr Munir Rumi dari Kota Beit Jala di barat, serta Musab Abu Jallagheef dari kawasan Al-Ubeidiya di timur, setelah rumah-rumah mereka digeledah.
Pasukan Israel juga memasuki Kota Turmus Ayya, sebelah utara Ramallah. Menurut sumber-sumber keamanan Palestina, pasukan Israel memasuki kota tersebut dengan kendaraan militer tanpa dilaporkan adanya bentrokan atau penangkapan.
Namun mereka mendirikan pos pemeriksaan militer di pintu masuk kota yang menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Penyerbuan ke Masjid Al-Aqsha
Sementara itu, sekelompok pemukim Israel kembali memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha pada Rabu, di bawah perlindungan polisi Israel.
Sumber-sumber lokal menyebutkan bahwa puluhan pemukim memasuki halaman masjid dan melakukan tarian serta ritual keagamaan Yahudi.
Di wilayah Jericho, pemukim Israel juga menyerbu permukiman Badui Shalal al-Auja, di utara kota tersebut.
Mereka dengan sengaja melepaskan ternak di sekitar rumah-rumah warga Palestina sebagai bentuk intimidasi.
Koordinator umum organisasi hak asasi manusia Al-Baydar, Hassan Mleihat, mengatakan bahwa kelompok pemukim tersebut berupaya memancing konfrontasi dengan warga setempat melalui aksi provokatif itu.
Praktik-praktik ini, menurut Mleihat, merupakan bagian dari kebijakan pengusiran berbasis permukiman pastoral yang mendapat dukungan dari pemerintah Israel.
Sejak dimulainya perang di Gaza yang telah berlangsung selama dua tahun, eskalasi kekerasan Israel di Tepi Barat—termasuk Yerusalem Timur—telah menyebabkan sedikitnya 1.103 warga Palestina tewas, sekitar 11.000 orang terluka, serta lebih dari 21.000 orang ditangkap, berdasarkan data otoritas Palestina.


