Friday, June 6, 2025
HomeBeritaIsrael intensifkan drone quadcopter untuk teror psikologis warga Gaza

Israel intensifkan drone quadcopter untuk teror psikologis warga Gaza

Militer Israel dilaporkan semakin intensif menggunakan drone jenis quadcopter dalam operasi di Jalur Gaza. Menurut laporan lembaga pemantau hak asasi manusia Euro-Med Human Rights Monitor, drone-drone tersebut tidak hanya digunakan untuk pengintaian dan serangan, tetapi juga sebagai alat teror psikologis yang sistematis terhadap warga sipil Palestina.

Tim lapangan Euro-Med mendokumentasikan sejumlah insiden yang menunjukkan penggunaan quadcopter untuk menyebarkan suara-suara mengerikan secara sengaja. Suara tersebut, antara lain, mencakup lolongan anjing yang menyerang anak-anak, jeritan anak kecil yang kesakitan, tangis orang lanjut usia, ratapan perempuan yang berduka, serta sirene ambulans yang diputar berulang-ulang untuk menciptakan kesan seolah terjadi pembantaian di sekitar.

“Ini bukan sekadar suara acak,” kata lembaga tersebut. “Melainkan bagian dari taktik berlapis yang disengaja untuk melemahkan mental warga sipil, memaksa mereka meninggalkan tempat tinggal, atau bahkan memancing mereka keluar untuk kemudian ditembak.”

Dalam sejumlah kasus, quadcopter dilaporkan terbang rendah dan memasuki rumah-rumah warga saat malam hari. Drone tersebut melayang di dalam ruangan, merekam warga yang sedang tidur, lalu keluar melalui jendela tanpa menembakkan peluru. Namun kehadirannya meninggalkan trauma mendalam, terutama di kalangan anak-anak dan perempuan.

“Dronenya melayang di atas kami. Saya hanya bisa berdoa sambil berbaring diam,” ujar seorang perempuan dari Gaza City yang enggan disebutkan namanya. “Ia tidak menembak, tapi ketakutannya sangat besar. Sekarang saya takut tidur. Takut dengan gelap, dengan jendela, dan semua celah yang menghubungkan kami dengan luar.”

Menurut Euro-Med, dampak psikologis akibat teror drone ini mulai terlihat dalam bentuk gangguan neurologis dan mental yang parah di berbagai kelompok usia. Gejalanya meliputi insomnia kronis, mimpi buruk, ledakan emosi tiba-tiba, kesulitan konsentrasi, hingga siklus depresi mendalam.

Seorang warga Al-Remal, Mohammed Salameh, mengaku bahwa drone telah membuat warga kehilangan kepercayaan terhadap suara-suara darurat di sekitar mereka. “Kami tidak lagi merespons jeritan minta tolong, karena bisa jadi itu hanya rekaman yang dijadikan umpan. Kami hidup dalam ketakutan dan kebingungan,” katanya.

Laporan Euro-Med juga mengingatkan bahwa penggunaan quadcopter oleh militer Israel bukanlah tindakan sporadis, melainkan bagian dari pola operasi yang telah berulang kali didokumentasikan. Tahun lalu, lembaga ini juga mencatat penggunaan suara bayi dan perempuan sebagai umpan oleh drone untuk menargetkan warga sipil.

“Drone ini bukan hanya alat pemantau, tetapi telah menjadi senjata psikologis dan fisik sekaligus,” tulis Euro-Med dalam laporan terbarunya.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular