Sejak dini hari Selasa (20/5), Israel kembali menggencarkan serangan udara di Jalur Gaza, terutama di Kota Gaza dan wilayah tengah.
Rentetan serangan tersebut menambah panjang daftar korban jiwa, dengan puluhan warga Palestina dilaporkan meninggal dunia dalam waktu kurang dari 24 jam terakhir.
Sumber medis kepada Al Jazeera melaporkan, setidaknya 39 warga Palestina tewas sejak tengah malam, menambah total korban menjadi 128 orang yang meninggal sejak Senin pagi akibat serangan udara dan artileri Israel.
Di antara lokasi terdampak paling parah adalah sekolah Musa bin Nushair di kawasan Al-Daraj, sebelah timur Kota Gaza.
Sekolah yang menjadi tempat pengungsian itu dihantam serangan udara pada Selasa dini hari, menewaskan 12 orang.
Sementara itu, di kamp pengungsi Nuseirat, serangan udara Israel mengenai stasiun pengisian bahan bakar Rady di sebelah barat kamp.
Sedikitnya 15 orang, termasuk anak-anak, meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Serangan juga menyasar sebuah rumah di bagian timur Kota Deir al-Balah, wilayah tengah Gaza. Laporan terakhir menyebutkan, 12 orang tewas dalam serangan itu.
Kawasan lain seperti Hayy at-Tuffah di timur Gaza dan wilayah timur Jabalia di utara juga menjadi sasaran.
Sebanyak 10 serangan udara tercatat dilancarkan di dua kawasan tersebut hanya dalam satu malam.
Di wilayah selatan Gaza, serangan udara Israel menyasar tenda pengungsi di Al-Mawasi, sebelah barat Kota Khan Younis. Sejumlah warga dilaporkan mengalami luka-luka dalam serangan itu.
Sehari sebelumnya, serangan juga menyasar sebuah sekolah pengungsian di barat kamp Nuseirat. Tujuh orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas dalam serangan tersebut.
Gempuran bertubi-tubi yang telah berlangsung selama lebih dari sepekan memaksa warga meninggalkan rumah mereka dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Gambar yang diperoleh Al Jazeera dari Beit Lahia di bagian utara menunjukkan penggunaan bom-bom berat oleh pesawat tempur Israel yang menghancurkan kawasan pemukiman padat.
Selain membombardir kawasan sipil, serangan Israel juga menargetkan fasilitas medis. Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa kampanye sistematis Israel untuk melumpuhkan layanan kesehatan telah meningkat.
Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis menjadi salah satu target terbaru. Serangan terhadap rumah sakit tersebut menyebabkan kebakaran hebat pada generator listrik.
Petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api, namun insiden itu menambah kepanikan di kalangan pasien dan tenaga medis.
Sebelumnya, Rumah Sakit Indonesia juga menjadi sasaran. Pasukan Israel membombardir area generator listrik di rumah sakit tersebut, menyebabkan kebakaran yang berlangsung selama beberapa jam.
Tim penyelamat sempat dilarang mendekat, memperparah kondisi pasien yang berada di dalamnya.
Kementerian Kesehatan juga melaporkan bahwa gudang utama penyimpanan obat-obatan di Rumah Sakit Nasser terbakar setelah terkena serangan. Kebakaran tersebut memusnahkan sebagian besar pasokan obat yang tersisa.
Sebagian besar rumah dan rumah sakit hancur
Dalam laporan terbarunya, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebutkan bahwa 92 persen rumah di Jalur Gaza telah hancur atau mengalami kerusakan berat.
Lembaga tersebut menggambarkan bahwa warga Gaza menghadapi “kehancuran yang tak terbayangkan”.
Sementara itu, data dari Kantor Media Pemerintah Gaza per 8 Mei lalu mencatat bahwa 38 rumah sakit, 81 pusat kesehatan, dan 164 fasilitas layanan medis telah hancur, terbakar, atau tidak lagi berfungsi akibat perang.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza yang telah dikategorikan banyak pihak sebagai bentuk genosida.
Serangan dilakukan secara sistematis, mencakup pembunuhan massal, penghancuran infrastruktur, kelaparan, dan pengusiran paksa penduduk sipil.
Hingga kini, lebih dari 174.000 warga Palestina telah menjadi korban, baik meninggal dunia maupun terluka—mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.
Selain itu, lebih dari 11.000 orang dinyatakan hilang, dan ratusan ribu lainnya mengungsi di tengah situasi yang terus memburuk.