Sunday, June 15, 2025
HomeBeritaIsrael kembali gempur Gaza, 79 warga Palestina tewas

Israel kembali gempur Gaza, 79 warga Palestina tewas

Sedikitnya 79 warga Palestina tewas dalam serangan udara dan tembakan pasukan Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (14/6/2025), termasuk di dekat lokasi distribusi bantuan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah lembaga bantuan yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel. Demikian disampaikan otoritas kesehatan setempat.

Tim medis di Rumah Sakit Al-Awda dan Al-Aqsa di Gaza tengah, tempat sebagian besar korban dibawa, menyebutkan bahwa sedikitnya 15 orang tewas saat mencoba mendekati lokasi distribusi bantuan GHF yang terletak di sekitar Koridor Netzarim.

Sisanya tewas dalam serangan terpisah di sejumlah wilayah lain di Gaza, yang kini memasuki minggu ke-15 blokade total dan operasi militer oleh Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sejak GHF mulai beroperasi bulan lalu, sedikitnya 274 orang tewas dan lebih dari 2.000 lainnya terluka di sekitar titik distribusi bantuan.

Warga terpaksa ambil risiko

Meski GHF menyatakan tidak beroperasi pada hari Sabtu, ribuan warga tetap mendatangi lokasi distribusi bantuan. Mereka berharap mendapatkan makanan, di tengah krisis pangan yang semakin parah.

Jurnalis Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, melaporkan dari Deir el-Balah bahwa banyak warga mulai menganggap titik-titik distribusi bantuan sebagai “lokasi eksekusi” karena sering menjadi sasaran serangan. “Namun masyarakat tidak punya pilihan lain,” katanya. “Mereka terpaksa mengambil risiko demi mendapatkan bantuan kemanusiaan.”

Kritik terhadap sistem distribusi baru

GHF mulai mendistribusikan bantuan pangan sejak 27 Mei lalu, menggantikan sebagian peran jaringan distribusi bantuan yang sebelumnya dijalankan oleh PBB. Namun, sistem ini menuai kritik dari berbagai organisasi kemanusiaan yang menilai distribusi bantuan telah dipolitisasi dan dimiliterisasi.

PBB menyatakan bahwa sistem baru ini tidak netral dan tidak cukup menjangkau kebutuhan yang terus meningkat. Warga Palestina kini harus menempuh jarak jauh untuk mendapatkan bantuan, atau bahkan berpindah lokasi kembali setelah berulang kali mengungsi akibat perang.

Israel dan Amerika Serikat menuduh Hamas mengambil sebagian bantuan dari PBB dan menjualnya kembali untuk kepentingan militer, namun tuduhan ini belum disertai bukti konkret. Sementara itu, Israel juga telah mengakui mendukung kelompok bersenjata di Gaza untuk melawan pengaruh Hamas. Kelompok ini diduga terlibat dalam penjarahan bantuan kemanusiaan.

Pada Sabtu malam, militer Israel memerintahkan warga di Khan Younis serta kota-kota terdekat seperti Abasan dan Bani Suheila untuk mengungsi ke arah barat menuju zona yang disebut sebagai “zona kemanusiaan”.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lebih dari 80 persen wilayah Jalur Gaza kini berada dalam zona militer Israel, area pengungsian paksa, atau keduanya. Diperkirakan 665.000 warga kembali terpaksa mengungsi sejak Israel menghentikan gencatan senjata pada Februari lalu.

Otoritas kesehatan Gaza menyebutkan, lebih dari 55.290 warga Palestina tewas sejak perang dimulai, sebagian besar adalah warga sipil. Sebagian besar wilayah Gaza kini porak-poranda, dengan lebih dari dua juta penduduk mengalami kelangkaan makanan dan kondisi malnutrisi yang meluas.

Meski Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar terus berupaya mendorong gencatan senjata baru, baik Israel maupun Hamas belum menunjukkan tanda-tanda akan mengalah dalam tuntutan inti masing-masing. Hamas bersikeras pada penghentian permanen perang, sementara Israel belum menyatakan kesediaan untuk menghentikan operasi militernya secara total.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular