Wednesday, April 16, 2025
HomeBeritaIsrael kurangi pasukan di medan perang buntut 110.000 petisi hentikan genosida Gaza

Israel kurangi pasukan di medan perang buntut 110.000 petisi hentikan genosida Gaza

Lebih dari 110.000 warga Israel telah menandatangani berbagai petisi yang mendesak dihentikannya perang di Jalur Gaza serta pemulangan tawanan yang masih ditahan di wilayah tersebut. Hal ini dilaporkan oleh surat kabar Israel Haaretz, Selasa (15/4/2025), mengutip sumber-sumber internal.

Menurut laporan itu, lebih dari 100.000 tanda tangan terkumpul hanya dalam waktu lima hari. Pada Rabu pagi (16/4/2025), media Israel menyebutkan bahwa jumlah tersebut terus bertambah, dan telah melampaui angka 110.000.

Situasi ini juga berdampak pada dinamika di tubuh militer Israel. Haaretz mengungkapkan bahwa tentara cadangan, khususnya dari kalangan Angkatan Udara, menunjukkan penolakan secara terbuka terhadap kelanjutan operasi militer.

Protes mereka bahkan membuat komando militer mengurangi jumlah pasukan cadangan yang dikerahkan ke wilayah pertempuran serta membatasi panggilan tugas bagi mereka.

Sumber militer menyebutkan bahwa keputusan untuk mencopot sejumlah tentara cadangan yang menandatangani petisi protes dilakukan atas tekanan dari level politik tertinggi.

Keputusan ini, menurut laporan, justru menimbulkan efek sebaliknya. Beberapa perwira senior mengungkapkan kekhawatiran bahwa krisis kepercayaan di kalangan pasukan cadangan dapat mengganggu pelaksanaan strategi militer secara keseluruhan.

Sebagai respons, militer Israel dilaporkan mulai mengandalkan lebih banyak unit reguler untuk mengurangi ketergantungan pada pasukan cadangan. Namun, tidak sedikit dari mereka yang juga kesulitan untuk menjalankan perintah, dengan berbagai alasan.

Pernyataan Panglima Militer

Menanggapi situasi ini, Kepala Staf Umum Angkatan Pertahanan Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, menegaskan bahwa ia tidak akan membiarkan perpecahan merembes ke dalam tubuh militer. Ia menyatakan bahwa para tentara cadangan tetap memiliki hak untuk menyuarakan pendapat mereka sebagai warga sipil di luar masa dinas, selama dilakukan secara demokratis.

Namun, ia juga menegaskan bahwa menyeret militer ke dalam arena politik, termasuk berbicara atas nama unit militer tertentu, merupakan tindakan yang tidak dapat diterima.

“Tujuan utama dari operasi di Gaza adalah melindungi Israel, membebaskan para sandera, dan mengalahkan Hamas,” tegas Halevi.

Sejak dimulainya operasi militer di Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel telah mengerahkan sekitar 360.000 tentara cadangan.

Berdasarkan pantauan kantor berita Anadolu, dalam beberapa hari terakhir, sedikitnya 6.037 anggota dari institusi militer, keamanan, dan intelijen Israel menandatangani 17 petisi yang menyerukan pemulangan sandera, meski harus dilakukan dengan menghentikan perang.

Selain itu, lebih dari 22.500 warga sipil juga menandatangani 10 petisi dukungan terhadap pandangan yang menilai bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melanjutkan operasi militer demi kepentingan politik pribadi, bukan alasan keamanan negara.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular