Tentara Israel pada Selasa (26/1/2025) memperluas operasi militernya di Tepi Barat yang diduduki, dengan menyerang kota Tulkarem setelah Jenin, yang sudah diserang sejak 21 Januari lalu.
Saksi mata kepada Anadolu melaporkan bahwa pasukan Israel mulai menyerang Tulkarem beserta dua kamp pengungsi di kota tersebut, yaitu Nur Shams dan Tulkarem, pada hari Senin.
Pasukan Israel mengubah kawasan ini menjadi barak-barak militer dan memaksa puluhan keluarga untuk meninggalkan rumah mereka.
Faisal Salama, ketua komite layanan di kamp pengungsi Tulkarem, mengatakan kepada Anadolu bahwa tentara Israel menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia dan merusak infrastruktur di wilayah tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa dua warga Palestina tewas dan tiga lainnya terluka akibat serangan drone Israel di Tulkarem sehari sebelumnya.
Penyiar publik Israel, KAN, juga mengonfirmasi bahwa Israel telah memperluas operasi militernya di Tepi Barat utara, mencakup area-area di Tulkarem.
Di Jenin, Israel dilaporkan telah membunuh sedikitnya 16 warga Palestina dan melukai 50 orang lainnya dalam waktu seminggu terakhir.
Ketegangan terus meningkat di seluruh Tepi Barat akibat perang Israel di Gaza, di mana lebih dari 47.300 orang tewas dan 111.500 lainnya terluka sejak 7 Oktober 2023.
Sebuah kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari, menghentikan sementara serangan Israel yang disebut sebagai perang genosida terhadap kantong enklave tersebut.
Selama periode yang sama, sedikitnya 880 warga Palestina tewas dan lebih dari 6.700 lainnya terluka akibat serangan pasukan Israel di Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Pada bulan Juli, Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan bahwa pendudukan jangka panjang Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal, dan menyerukan pengosongan semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.