Otoritas Israel pada Selasa (18/11), kembali menggelar sidang terhadap Khatib Masjid Al-Aqsha, Syekh Ikrima Sabri, di Pengadilan Magistrat Yerusalem.
Ia didakwa melakukan apa yang oleh Israel disebut sebagai “penghasutan terhadap terorisme”.
Sementara di Tepi Barat berlangsung rangkaian serangan dan pelanggaran yang dilakukan para pemukim Yahudi dengan dukungan pasukan Israel.
Menurut berkas dakwaan yang diajukan sejak Juli 2024, Syekh Sabri dituduh melakukan tiga tindakan yang dikategorikan sebagai “penghasutan”.
Di antaranya adalah kehadirannya dalam acara tahlil pada 2022 di Kamp Pengungsi Syu’fat dan Jenin bagi 2 pemuda yang gugur, Uday at-Tamimi dan Raed Hazem.
Selain itu juga sebuah khotbah di Masjid Al-Aqsha yang memuat doa dan pujian bagi pemimpin Hamas, Ismail Haniyah.
Di tengah proses hukum itu, pasukan Israel memperketat mobilitas warga. Sebuah pos pemeriksaan militer didirikan di pintu masuk utama Kota Hazma, timur laut Yerusalem.
Petugas menghentikan kendaraan dan memeriksa identitas warga, menyebabkan antrean panjang dan kemacetan parah.
Serangan pemukim meluas
Ketegangan meningkat di Tepi Barat. Puluhan pemukim dilaporkan melancarkan serangan besar ke Desa al-Jab’ah, barat daya Bethlehem.
Mereka membakar sejumlah kendaraan dan menyerang rumah-rumah warga Palestina, menurut laporan media setempat.
Di saat bersamaan, pasukan Israel melakukan penangkapan di berbagai wilayah. Enam warga, termasuk 2 bersaudara, ditahan setelah rumah-rumah mereka digerebek di Bethlehem, Kamp Aida, dan kawasan Hindaza.
Di Nablus, pasukan Israel menggerebek sejumlah titik sejak dini hari, termasuk Kamp al-‘Ain, kawasan Rafidya, Beit Wazan, dan al-Basatin, tanpa penangkapan.
Di Desa Udla, selatan Nablus, pasukan juga memasuki sebuah rumah dan toko, lalu menyita rekaman kamera pengawas. Aksi serupa terjadi di Desa Qaryut dan al-Badhan.
Di wilayah Ramallah dan al-Bireh, dua pemuda ditahan dari Kamp Jalazone. Gelombang penggerebekan juga berlangsung di beberapa desa dan kota kecil—Siluad, Deir Jarir, Yabrud, Nabi Saleh, Deir Abu Mishal, Syibteen—serta wilayah Birzeit, Sarda, dan Jifna. Pasukan turut masuk ke kawasan Jabal at-Tawil di al-Bireh.
Rangkaian serangan pemukim dan operasi militer ini berlangsung di tengah meningkatnya kekerasan harian sejak pecahnya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Menurut sumber medis Palestina, aksi kekerasan di Tepi Barat telah menyebabkan sedikitnya 1.071 warga tewas, sekitar 10.000 orang terluka, serta lebih dari 20.000 mengalami penahanan—termasuk 1.600 anak.


