Thursday, January 2, 2025
HomeBeritaIstri Bashar Assad tak bisa kembali ke Inggris setelah paspor kedaluwarsa

Istri Bashar Assad tak bisa kembali ke Inggris setelah paspor kedaluwarsa

Asma Assad, istri dari Presiden Suriah Bashar Assad terguling yang lahir di Inggris, kini tidak dapat kembali ke Inggris setelah paspornya kedaluwarsa.

Menurut laporan Sunday Times, tanpa paspor yang sah, Asma tidak bisa kembali ke London, kota kelahirannya.

Moskow mengonfirmasi awal bulan ini bahwa keluarga Assad telah melarikan diri dari Damaskus dan diberikan suaka di Rusia.

Namun, lokasi mereka yang tepat hingga kini belum diketahui.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Asma sedang dalam kondisi kritis akibat leukemia, dengan peluang bertahan hidup hanya 50 persen.

Kondisi ini terjadi setelah ayahnya, Fawaz Akhras, seorang ahli jantung terkemuka, mengundurkan diri dari pekerjaannya di klinik Harley Street, London, untuk merawat putrinya sepenuh waktu di Moskow.

Pihak berwenang tidak menjelaskan secara jelas apakah pemerintah Inggris sengaja menghalangi pembaruan paspor Asma setelah kedaluwarsanya pada September 2020 atau apakah Asma membiarkannya habis masa berlakunya.

Namun, sumber pemerintah mengonfirmasi bahwa Asma tidak lagi memiliki paspor Inggris yang sah dan menegaskan bahwa Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper, tidak akan mengizinkan Asma untuk masuk ke Inggris karena alasan kesehatan.

David Lammy, Menteri Luar Negeri Inggris, sebelumnya juga menyatakan bahwa Asma, yang pernah bekerja sebagai bankir investasi di London, “tidak disambut di Inggris.”

Dengan kedaluwarsanya paspor Inggris, pemerintah tidak perlu lagi mempertimbangkan pencabutan kewarganegaraan Asma.

Sejak 2012, Asma telah dikenai sanksi oleh Inggris dan Uni Eropa, yang mencakup pembekuan aset dan larangan perjalanan, setelah pecahnya perang saudara Suriah.

Bashar Assad, yang memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri bersama keluarganya ke Rusia setelah kelompok anti-rezim berhasil merebut Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri kekuasaan Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963.

Pengambilalihan tersebut terjadi setelah serangan kilat yang dilancarkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Syam, yang berhasil merebut kota-kota strategis dalam waktu kurang dari dua minggu.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular