Jenderal purnawirawan Israel, Yitzhak Brik, menyatakan Israel masih jauh dari kemenangan, dan Hamas tetap bertahan di dalam terowongan dengan persediaan logistik untuk dua tahun ke depan.
Hal itu dilaporkan situs Aljazeera Arabic pada Rabu (30/10).
Ia mengatakan, sebagian besar terowongan di Gaza masih dikuasai oleh Hamas. Dia juga menuding militer Israel berbohong atas klaim telah menghancurkan Hamas di Gaza.
Brik juga menyebut militer Israel kesulitan menguasai Gaza untuk waktu yang lama karena kekuatan personelnya telah banyak berkurang.
Menurut Brik, Kepala Staf Militer saat ini dinilai gagal. Pasukan Israel telah kehilangan kepercayaan dari para pemimpin militer senior, dan seharusnya mengundurkan diri.
Brik, yang dijuluki “Nabi Amarah” di Israel, pernah meramalkan serangan yang dilakukan ribuan pejuang Palestina terhadap pemukiman di sekitar Jalur Gaza, mirip dengan serangan dalam pertempuran Badai Al-Aqsa.
Peringatan akan Keruntuhan Israel
Sebelumnya, dalam sebuah artikel di Haaretz, Brik memperingatkan ancaman sesungguhnya bagi Israel bukanlah Hamas. Melainkan, katanya, Pemerintahan Netanyahu dan pihak-pihak yang ingin meneruskan perang yang sia-sia ini.
Kata Brik, anggapan mundur dari Gaza akan memperkuat Hamas, yang akan membawa serangan lebih parah dari 7 Oktober adalah keliru.
Ia menjelaskan, berlanjutnya perang ini hanya akan semakin melemahkan militer Israel yang sudah mengalami kelelahan, dengan korban tewas dan terluka setiap harinya.
Di sisi lain, Hamas terus mengisi kembali pasukannya dengan para pejuang muda berusia 17 dan 18 tahun.
Menurut Brik, tujuan perang untuk menjatuhkan Hamas dan membebaskan semua tahanan melalui tekanan militer belum tercapai.
Ia memperingatkan, “Jika serangan tanpa tujuan yang jelas ini terus berlanjut, kita tidak akan mampu menjatuhkan Hamas; justru kita yang akan runtuh dan terkuras.”
Jenderal Brik juga memperingatkan bahwa Israel bisa runtuh dalam waktu satu tahun jika terus menjalankan perang yang melelahkan ini melawan Hamas dan Hizbullah Lebanon.