Perang Israel di Gaza telah menyebabkan hilangnya dukungan pemuda untuk AS, kata Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen, seperti dikutip Anadolu pada Kamis, (18/7).
“Bukan hanya kehilangan soft power, tetapi di banyak negara, kita kehilangan dukungan dari generasi muda,” ujar Ng Eng Hen dalam wawancaranya dengan Foreign Policy di sela-sela Forum Keamanan Aspen di Colorado, AS.
Ng menyatakan peran Barat dalam perang di Gaza memicu kemarahan di Asia Tenggara. “Masalahnya, Anda telah meradikalisasi generasi baru di Gaza dan tempat lain,” katanya Ng yang berharap kekerasan di Gaza segera berakhir.
Ng mengatakan Singapura telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui Yordania.
Baca juga: Indonesia impor produk Israel sebesar 29,2 juta dolar pada Januari-April 2024
Ng menambahkan, pemuda di Singapura sangat marah terhadap kekerasan tersebut dan kurangnya tindakan untuk menghentikannya, sehingga dukungan politik terhadap AS berkurang.
Dia juga menekankan bahwa dunia tidak mampu menghadapi konflik ketiga di Asia sementara dua konflik lainnya berlangsung di Ukraina dan Gaza. “Retaliasi oleh Pasukan Pertahanan Israel menyakitkan bagi kita semua,” ujarnya.
Ng mengingatkan potensi perluasan konflik di luar Gaza dan Israel, serta menyebut Iran sebagai masalah besar.
Perang di Gaza, lanjut Ng, telah merusak Kesepakatan Abraham. Beberapa negara ingin melanjutkan hubungan dengan Israel, tetapi politik domestik membuatnya sulit.
Israel menghadapi kecaman internasional karena ofensif brutal di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Lebih dari 38.800 warga Palestina tewas dan lebih dari 89.400 terluka, sebagian besar wanita dan anak-anak. Setelah sembilan bulan serangan, banyak wilayah Gaza hancur dengan blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.
Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional yang memerintahkan penghentian operasi militer di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung sebelum invasi pada 6 Mei.