Wednesday, May 21, 2025
HomeBeritaKelompok Houthi umumkan blokade laut ke Pelabuhan Haifa, Israel

Kelompok Houthi umumkan blokade laut ke Pelabuhan Haifa, Israel

Juru bicara militer kelompok Ansarallah atau Houthi di Yaman, Yahya Saree, pada Ahad (19/5/2025), mengumumkan dimulainya blokade laut terhadap Pelabuhan Haifa di Israel. Langkah ini, menurut Saree, diambil sesuai arahan pimpinan tertinggi kelompok tersebut, sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Dalam pernyataan resmi yang disiarkan melalui media milik kelompok Houthi, Saree memperingatkan perusahaan pelayaran yang saat ini memiliki kapal di pelabuhan tersebut atau sedang menuju ke sana, agar mempertimbangkan serius pernyataan ini. “Sejak saat pengumuman ini dikeluarkan, Pelabuhan Haifa menjadi salah satu target kami,” ujarnya.

Saree menambahkan bahwa keputusan tersebut mengikuti keberhasilan mereka dalam memberlakukan blokade terhadap Pelabuhan Eilat di Israel selatan, yang menurutnya kini telah berhenti beroperasi.

“Kami tidak akan ragu mengambil langkah-langkah lebih lanjut yang diperlukan demi mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan perlawanan mereka yang gagah berani,” ujar Saree.

Ia menegaskan bahwa seluruh keputusan dan tindakan militer terhadap Israel — termasuk dukungan operasional serta blokade udara dan laut — hanya akan dihentikan apabila agresi militer Israel di Gaza berakhir dan pengepungan terhadap wilayah tersebut dicabut.

Blokade ini, kata Saree, merupakan respons atas meningkatnya serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang disebutnya sebagai “kampanye kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

“Musuh telah meningkatkan agresinya terhadap saudara-saudara kita di Gaza, melakukan puluhan pembantaian setiap hari dan menewaskan ratusan orang,” katanya.

Serangan terbaru Israel ke Gaza dimulai kembali pada 18 Maret 2025, setelah sebelumnya sempat terhenti selama hampir dua bulan berkat kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar. Serangan lanjutan ini dinilai melanggar kesepakatan tersebut.

Sejak awal ofensif Israel ke Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 53.300 warga Palestina dilaporkan tewas. Para ahli memperkirakan angka sebenarnya jauh lebih tinggi, karena banyak korban masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular