Keluarga sandera Israel mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan dengan Palestina.
Mereka mengatakan akan mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi jika Netanyahu terus menghalangi kesepakatan tersebut.
Dalam surat yang ditujukan kepada Netanyahu, keluarga sandera menuduhnya menghambat upaya untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Surat tersebut menyatakan bahwa penolakan Netanyahu untuk menghentikan perang membahayakan nyawa para sandera dan mengurangi kemungkinan mereka kembali dengan selamat.
Hamas mengatakan bahwa gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang direncanakan tertunda karena kondisi baru yang ditetapkan Israel.
Netanyahu menyatakan bahwa tim negosiasi Israel akan kembali dari Qatar untuk berkonsultasi mengenai kesepakatan pertukaran tahanan, namun pengamat melihat ini sebagai bagian dari pola penundaan negosiasi.
Sejak gencatan senjata terakhir pada November 2023, Netanyahu telah mengisyaratkan kemajuan dalam pembicaraan, namun kemudian tetap melanjutkan operasi militer di Gaza.
Netanyahu juga mengatakan bahwa perang di Gaza akan berlanjut hingga Hamas sepenuhnya dihancurkan, sementara Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan Israel akan mempertahankan kontrol keamanan di Gaza.
Sementara itu, Israel dilaporkan menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina, sementara sekitar 100 sandera Israel berada di Gaza.