Kementerian Luar Negeri Indonesia membantah laporan yang mengatakan keluarnya para WNI pada November 2023 dari jalur Gaza di tengah perang merupakan bagian dari restu penjajah Israel demi menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia.
“Proses evakuasi ini sepenuhnya misi kemanusiaan yang tidak ada kaitannya dengan isu normalisasi hubungan atau isu politik apapun,” ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal kepada wartawan pada Kamis (7/3).
Iqbal mengatakan Indonesia sudah memiliki sikap untuk terus berjuang untuk kemerdekaan Palestina.
“Posisi politik Indonesia mengenai Palestina sudah tegas, jelas dan konsisten yaitu memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” ujar Iqbal.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, kata Iqbal, dalam proses evakuasi WNI dari Gaza, Kemlu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan WNI.
“Kita tidak bekerjasama degan satu pihak, tapi banyak pihak, termasuk sejumlah organisasi sipil dan kita tidak tanya satu-satu apa kewarganegaraan personilnya,” jelas Iqbal.
Sebelumnya Jewish Insider, media berbasis di New York, melaporkan pada Rabu (6/3) adanya koordinasi kuat antara Israel dan Indonesia untuk mengeluarkan relawan Indonesia Abdillah Onim dan Muhammad Husein dari jalur Gaza.
Jalur komunikasi itu dilakukan melalui perantara pengusaha Joey Allaham yang berbasis di New York.
Jewish Insider juga mengklaim Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah Israel (COGAT), sebuah badan sipil-militer terlibat dalam membantu WNI meninggalkan Gaza.
Bahkan pejabat Israel dianggap membantu meloloskan para relawan dengan jaminan Menteri Luar Negeri Eli Cohen dan memastikan tidak akan ada tembakan yang mengarah kepada mereka jika berhadapan dengan pasukan Israel.
“Kami malah ditembaki”
Abdillah Onim, relawan Indonesia yang berhasil dievakuasi dari Jalur Gaza, membantah laporan Jewish Insider bahwa proses keluar dirinya bersama keluarga terjadi atas jaminan keamanan dari Israel.
“Padahal kami ditembakin. Dan mereka belum pernah wawancara saya. Halah sudah ketahuan pembunuh jadi bela diri,” ujar Onim saat dikonfirmasi Gazamedia.net.
Istana kepresidenan sebelumnya telah membantah laporan bahwa Andi Wijajanto yang diklaim sebagai penasihat presiden Joko “Jokowi” Widodo telah bertemu dengan delegasi Israel untuk menjalin hubungan diplomatik dengan negara tersebut.
Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia dan memiliki kebijakan luar negeri pro Palestina, tidak memiliki hubungan diplomatik dan berkali-kali mengecam Israel atas pendudukannya terhadap wilayah Palestina
Koordinator Staf Khusus Presiden Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana menyatakan posisi resmi Jokowi selalu diwakili oleh pernyataan dan sikap Menteri Luar Negeri.
“Tidak benar Presiden sampai mengirim utusan khusus untuk berbicara dengan Israel. Untuk urusan Luar Negeri, Presiden menugaskan pada Menlu atau atas koordinasi dengan Menlu,” ujar Ari dalam keterangannya.
Ari juga menyampaikan bahwa Andi bukanlah penasehat Presiden Jokowi.
Andi menjabat sebagai Sekretaris Kabinet sejak 3 November 2014 hingga 12 Agustus 2015. Selanjutnya Andi menjabat Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional sejak Februari 2022 hingga Oktober 2023, jelas Ari.
“Andi Wijajanto adalah Gubernur Lemhanas sampai beliau mengundurkan diri pada 16 Oktober 2023,” terang Ari.