Duta Besar Israel untuk Mesir, Orie Rothman, dibatalkan undangannya untuk hadir dalam acara diplomatik di Istana Ittihadiya, Kairo, pada awal pekan ini.
Dalam acara tersebut, Presiden Abdel Fattah al-Sisi menerima surat-surat kepercayaan dari 23 duta besar baru.
Pengecualian Rothman—meskipun posisi ini sudah kosong selama hampir delapan bulan—menyebabkan tanda tanya mengenai hubungan Mesir-Israel yang kian tegang akibat meningkatnya ketegangan regional terkait dengan perang brutal Israel di Gaza.
Sumber diplomatik Mesir mengatakan kepada situs saudara The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed, bahwa pembatalan kehadiran duta besar Israel pada acara penerimaan surat kepercayaan ini terkait dengan keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang baru-baru ini melanggar kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa sikap Israel yang terus melanjutkan rencana pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza menjadi alasan lain untuk dibatalkannya undangan tersebut.
Sumber juga menegaskan bahwa “penundaan dalam pengangkatan duta besar ini tidak secara langsung mencerminkan penurunan hubungan diplomatik antara Mesir dan Israel, tetapi lebih sebagai sikap kedaulatan yang memiliki dimensi politik dan simbolis.”
Di sisi lain, prosedur untuk menunjuk duta besar baru Mesir di Tel Aviv juga masih tertunda, meskipun sudah beberapa bulan sejak duta besar sebelumnya, Khaled Azmi, menyelesaikan masa tugasnya dan kembali ke Kairo. Hal ini mencerminkan stagnasi dalam hubungan Mesir-Israel sejak pecahnya perang Israel di Gaza pada Oktober 2023.
Sumber diplomatik dan keamanan mengatakan bahwa Mesir telah menyampaikan “kekecewaan mendalam” atas “perilaku tidak kooperatif” Israel selama proses negosiasi antara Mesir dan Israel terkait situasi di Gaza. Sumber tersebut menambahkan bahwa Kairo telah menyampaikan pesan-pesan jelas melalui berbagai saluran diplomatik, terutama dalam percakapan telepon antara utusan Timur Tengah pemerintahan Presiden Donald Trump, Steve Witkoff, dan Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdel Aaty, pada hari Selasa lalu.
Meski Mesir terus memainkan peran utama dalam upaya mediasi antara Israel dan Hamas—terutama terkait dengan gencatan senjata dan pertukaran tahanan—ketiadaan hubungan diplomatik tingkat duta besar mencerminkan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan resmi antara Mesir dan Israel. Ketegangan ini kemungkinan akan berlanjut kecuali ada terobosan dalam proses politik atau tercapainya gencatan senjata permanen.
Penerimaan surat kepercayaan duta besar merupakan sebuah protokol formal yang menandakan pengakuan negara tuan rumah terhadap duta besar tersebut. Namun, menurut hukum internasional, negara tuan rumah memiliki hak kedaulatan untuk menerima, menunda, atau menolak pengangkatan duta besar tanpa memberikan penjelasan publik.