Serangan mematikan pasukan Israel pada Jumat, (11/10) menambah panjang daftar korban tewas akibat konflik yang terus berlangsung sejak Oktober tahun lalu. Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa total korban tewas sejak awal serangan mencapai 42.126 jiwa.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh kementerian, serangan tersebut juga menyebabkan sekitar 98.117 orang terluka.
“Pasukan Israel menewaskan 61 orang dan melukai 231 lainnya dalam empat serangan terhadap keluarga-keluarga dalam 24 jam terakhir,” sebut pernyataan tersebut.
Selain itu, banyak warga masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.
Meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan ofensif brutalnya di Jalur Gaza sejak serangan yang dilancarkan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023.
Akibat serangan ini, hampir seluruh penduduk di wilayah tersebut terpaksa mengungsi di tengah blokade yang berlangsung, menyebabkan kekurangan bahan pangan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas sejauh ini belum membuahkan hasil, sebagian besar karena penolakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menghentikan perang.
Israel juga menghadapi tuntutan kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.
