Kementerian Kesehatan Lebanon pada hari Rabu mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel ke Lebanon telah meningkat menjadi 2.119 orang, dengan 10.019 lainnya terluka sejak 8 Oktober 2023.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menyebutkan bahwa dalam 24 jam terakhir, 36 orang tewas dan 150 lainnya terluka, lansir Anadolu.
Dalam pernyataan terpisah, Menteri Lingkungan Nasser Yassin mengungkapkan: “Dalam 24 jam terakhir, tercatat 137 serangan udara, sehingga total serangan sejak awal agresi mencapai 9.400 serangan.”
Yassin menambahkan: “Sebanyak 990 pusat penampungan telah dibuka untuk menampung orang-orang yang mengungsi, di mana 781 pusat di antaranya telah mencapai kapasitas maksimum, dengan 181.700 pengungsi tercatat di tempat penampungan tersebut.”
“Komite darurat menteri akan bertanggung jawab untuk menerima bantuan internasional dan mendistribusikannya kepada para pengungsi di seluruh provinsi melalui mekanisme yang jelas dan transparan,” lanjut Yassin.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon, yang diklaim sebagai target-target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan lebih dari 1.250 orang dan melukai 3.618 lainnya.
Operasi udara ini merupakan eskalasi dari perang lintas perbatasan antara Israel dan Hezbollah yang telah berlangsung selama satu tahun, sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 42.000 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional akibat serangan Israel yang tak henti-hentinya di Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan melancarkan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.